Kidung Agung merupakan kitab dengan kumpulan syair tentang kesetiaan. Perlu kita pahami bahwa Kidung Agung bukanlah kitab yang berisi kata-kata cabul atau senonoh, sekalipun sebagian besar menggambarkan & menjelaskan secara gamblang, melainkan tentang kisah kesetiaan seorang gadis Sulam kepada kekasihnya, yaitu gembala muda. Konon bahkan dinyatakan bahwa dari semua kitab yang ada, walau bukan mengenyampingkan yang lain, Kidung Agung ialah kitab yang paling agung atau suci.
Tokoh-tokoh utama di Kidung Agung sendiri adalah gadis sulam, gembala muda, dan raja Salomo. Gadis Sulam bisa dilambangkan sebagai gereja (sang mempelai wanita). Kristus sang Gembala Agung sebagai Mempelai Pria. Raja Salomo sebagai dunia yang selalu berusaha menggoda dengan kekayaan & kenikmatan yang ada.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah kitab ini:
1. Kasih Tuhan tidak berkesudahan. Gembala muda tersebut tetap setia menanti kembalinya si gadis Sulam.
2. Kita harus mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Gadis Sulam melambangkan sebagai mempelai wanita:
• dia sangat mengenal kekasihnya, gembala muda. Gadis Sulam pun kerap memuji mempelai laki-laki di hadapan putri-putri Yerusalem yang menggambarkan dia sungguh mengenal kekasih hatinya. Apakah kita pun sangat mengenal Tuhan?
• dia menjaga kekudusan, tidak menyimpang ataupun mendua, melainkan tetap berfokus pada kekasihnya. Tertulis beberapa kali juga mengenai peringatan untuk tidak membangkitkan cinta sebelum diingini (Kid. 2:7 & 3:5). Apakah kita mau menjaga hidup kudus, suci setiap hari?
• dia memberikan hidupnya sebagai milik kekasihnya sepenuhnya. Ini tertulis pada pasal 8:6a, "Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu." Meterai pada zaman dahulu pun merupakan tanda kepunyaan. Apakah kita sudah menyerahkan segenap hidup serta masa depan kita kepada-Nya?
Teruslah memandang kepada Kristus, Kekasih jiwa kita, dan bukannya yang lainnya, seperti halnya kasih dan kesetiaan sang gadis Sulam terhadap kekasih hatinya, gembala muda. Tetaplah setia pada-Nya, meski kenikmatan ataupun kemudahan yang ditawarkan dunia begitu menggoda, namun yang sesungguhnya ujungnya akan membawa pada kebinasaan.
"Kemolekan mungkin hanya kedok belaka dan kecantikan tidak abadi, tetapi perempuan yang takut dan hormat kepada Allah akan dipuji." (Amsal 31:30, FAYH)
(CJ)