"Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: 'Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!,' tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati" (Yak. 4:15-17).
Kadang tidak cukup kita hanya bersimpati atau merasa kasihan terhadap orang lain yang sedang berkesusahan ataupun lainnya. Kita perlu bertindak.
Demikian pun iman kita, kasih kita perlu praktik. Masih ingat waktu kita di sekolah dulu? Kalau sekolah saja perlu kelas-kelas praktik, apalagi di sekolah kejuruan, terlebih lagi bagi iman atau kerohanian kita—terkadang memerlukan ujian agar kita naik kelas. Perlu tindakannyata.
"Dengan cara itulah kita mengetahui bagaimana seharusnya kita mengasihi orang lain. Karena itu, kita pun harus mau mengorbankan diri kita untuk saudara-saudara kita. Jikalau seseorang menyebut dirinya Kristen dan serba cukup hidupnya, melihat sesamanya dalam kekurangan, tetapi ia tidak mau membantunya -- bagaimana mungkin kasih Allah ada di dalam dia?" (1 Yoh. 3:16-17, BSD & FAYH)
Iman yang sejati pasti mau mengikuti kelas praktik maupun ujian hidup. Dan jika lulus, akan menghasilkan berkat, baik bagi kehidupan kita sendiri maupun terutama bagi banyak orang lainnya.
Jadilah orang-orang yang terus bersandar pada Tuhan, baik saat ada pergumulan maupun di dalam segala perkara lainnya. Berjuanglah dengan kekuatan yang dari Tuhan.
"I have learnt to love the darkness of sorrow; there you see the brightness of His face." ~ Madame Guyon
"Andalkanlah Tuhan. Jangan andalkan apa yang kita anggap bisa menjadi andalan kita." ~ Pdt. Adiputra Hasani
(FG)