Kita semua cenderung memiliki kemampuan untuk menilai orang-orang lain, bahkan tentu untuk menghakimi mereka. Tanpa pernah sering mencoba menilai, mengintrospeksi diri sendiri terlebih dulu.
"Farisi buta! Cucilah dahulu bersih-bersih bagian dalam dari mangkuk-mangkuk dan piring-piringmu, supaya bagian luarnya menjadi bersih juga! Celakalah kalian guru-guru agama dan orang-orang Farisi! Kalian tukang berpura-pura! Kalian seperti kubur-kubur yang dicat putih; di luarnya kelihatan bagus, tetapi di dalamnya penuh dengan tulang dan semuanya yang busuk-busuk" (Mat. 23:26-27, BIS).
John C. Maxwell pun pernah berkata,
"Human nature seems to endow people with the abolity to size up everybody in the world but themselves."
(Kecenderungan atau naluri dan sifat alamiah kita sebagai manusia adalah sepertinya sangat mudah dan cepat menilai setiap orang di dunia, selain diri kita sendiri.)
Janganlah kita sampai hanya terpaksa menjadi orang yang baik ataupun supaya tampil dan terlihat rohani. Lagipula, ibarat sebuah buah mangga yang entahkah jatuh di luar pagar rumah maupun di dalam pekarangan sendiri, akanlah tetap sama rasa manis dan segarnya apabila berasal dari satu pohon yang sama, yang dirawat, dipupuk, dan dipelihara.
(FG)