Thomas merupakan seorang penyanyi dan pianis yang lahir pada tahun 1899.
Pada 1925, ia menikah dengan Nettie Harper lalu tinggal di sebuah apartemen di Chicago.
Ketika Thomas ikut melayani di sebuah KKR pada tahun 1932 di St. Louis, istrinya ketika itu sedang hamil tua. Dan di tengah-tengah pelayanan itu, ia menerima kabar bahwa istri dan anaknya meninggal saat proses lahiran.
Akhirnya, Thomas sempat sangat-sangat kecewa pada Tuhan, sebab seolah-olah Dia tidak bertindak adil kepadanya. Terbenam dalam kesedihan, kemudian ia enggan melayani lagi, tidak mau menulis lagu-lagu rohani, lalu meninggalkan pelayanannya.
Suatu hari, ia diajak oleh teman-temannya yang baik dan memahami keadaannya ke Poro College milik Madam Malone, sebuah sekolah musik yang tak begitu jauh. Di sana ia melihat sebuah piano dan ketika duduk di kursi, ia menangis… sadar dan berdoa memohon ampun karena sudah meninggalkan pelayanan bagi Tuhan.
Sesuatu terjadi dalam dirinya, dan ia merasa damai. Jari-jarinya mulai memainkan piano itu, dan kata-kata mengalir sehingga tercipta sebuah pujian, Precious Lord, Take My Hand:
Precious Lord, take my hand, lead me on, let me stand! I am tired, I am week, I am worn. Throught the storm, through the night, lead me on to the light, Take my hand, precious Lord, lead me home
"Tuhanku, Pimpinlah"
Tuhanku, pimpinlah, tanganku peganglah; Ku letih, ku lesu, ku lemah. Lewat malam gelap ke terang yang tetap, Tuhanku, pimpinlah ke seb'rang.
Dialah Thomas A. Dorsey. Janganlah pernah menyerah. Jangan kecewa terus-menerus dengan Tuhan, janganlah meninggalkan pelayanan, seberat apa pun pergumulan hidup kita ini, sebab Dia punya rencana yang indah dan mengetahui yang terbaik bagi kita semua.
"Ingatlah akan Yesus. Ia sabar ketika orang berdosa melakukan yang jahat melawan-Nya. Ingatlah akan Dia, maka kamu tidak akan lelah dan tidak putus asa" (Ibr. 12:3, VMD).
(FG)