Banyak mungkin kita bisa baik, tetapi tidak setia atau dapat dipercaya (karena berulang kali menyalahgunakan).
Banyak juga mungkin kita yang bisa setia, orang-orang yang setia, tetapi tidak mau taat atau menjadi orang yang baik dalam prosesnya.
Jadi, kita butuh keseimbangan antara kedua hal itu.
Seperti Yusuf hamba-Nya.
Matius 25:23 (TSI), "Dan tuannya berkata kepadanya, 'Bagus! Kamu hamba yang baik dan setia! Karena dalam tanggung jawab yang kecil kamu bisa dipercaya, maka saya akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar lagi kepadamu. Mari masuk ke pesta kedatanganku dan ikut menikmati kebahagiaan bersamaku.'"
Yusuf baik, taat kepada tuan (namun bukan ajakan yang mendatangkan dosa) dan Tuannya, serta setia.
Ketika ia difitnah istri Potifar, lalu suaminya itu marah besar dan menyuruh supaya Yusuf ditangkap & dimasukkan ke penjara, Yusuf yang sebenarnya bisa membela diri, tetapi ia tunduk saja dan berserah pada apa yang dianggap baik oleh tuan dan Tuhannya.
Dan hanya dikatakan: demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana (Kej. 39:20 d).
Ataukah sempat ia membela diri atas fitnahan itu, kita tidak tahu, yang kita belajar ia hanya tunduk terdiam, mempercayakan diri pada Allah.
Seperti ketika saudara-saudaranya pernah menyemplungkannya ke sumur yang dalam.
Kita mungkin bertanya-tanya, apa bedanya dan kapan kita bisa membedakan antara boleh membela diri (seperti halnya bangsa bertahan) & berserah diri?
Ia taat.
Ketika juga masa 7 tahun kelaparan datang, dan mungkin Yusuf telah berusia sekitar 44-an tahun lebih (masa-masa umur orang kini yang mungkin gencar-gencar mengejar karier & menumpuk materi), ia mempedulikan & memperhatikan kebutuhan dan kehidupan orang lain.
Kejadian 41:56 (TB), "Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir."
Ketika ia pun akhirnya mengakui identitasnya di hadapan saudara-saudaranya, ia tidak membalas dendam. Malahan menangis keras, memeluk mereka, menolong.
Orang baik manakah yang tidak bisa mengekspresikan perasaan hatinya, merangkul orang lain, dan menolong?
Yusuf baik.
Kejadian 45:5 (VMD), "Sekarang jangan khawatir. Jangan marah terhadap dirimu sendiri atas yang telah kamu perbuat. Itulah rencana Allah untukku datang ke sini. Aku di sini untuk menyelamatkan hidup orang."
Bahkan sekali lagi saudara-saudaranya itu berprasangka buruk ke Yusuf, ia tetap baik.
Kejadian 50:19-20 (FAYH), "Tetapi Yusuf berkata kepada mereka, 'Janganlah takut terhadap aku. Apakah aku ini Allah sehingga aku akan mengadili dan menghukum kalian? Bagiku, segala perbuatan kalian yang disertai maksud jahat itu sudah diubah Allah menjadi kebaikan karena Ia telah memberikan kepadaku kedudukan yang tinggi ini supaya aku boleh menolong nyawa orang banyak.'"
Memang pelik kadang hubungan persaudaraan, tetapi yang masih bisa kita lakukan adalah yang terbaik.
Ketika menjabat Perdana Menteri pun Yusuf tidak mencuri sepeser uang Firaun, melainkan terus mengupayakan yang terbaik bagi beliau (Kej. 47). Ia setia pada janji awal terhadap majikannya itu (41:40).
Yusuf setia.
Dan yang lebih penting, ia setia dan percaya pada janji Tuhannya, Tuhan yang setia.
Kejadian 50:24-25 (FAYH), "'Tidak lama lagi aku akan mati,' kata Yusuf kepada saudara-saudaranya, 'tetapi pasti Allah akan datang dan membawa kalian keluar dari negeri ini untuk kembali ke negeri yang telah dijanjikan-Nya kepada keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub.' Lalu Yusuf mendesak keturunan Israel untuk berjanji dengan sumpah, bahwa mereka akan membawa serta tulang-tulangnya apabila mereka kembali ke Kanaan."
110 tahun bukanlah usia yang pendek.
Dan selama rentang umur hidup itu ia telah berkali-kali merasakan kebaikan, penyertaan dan pertolongan Tuhan.
(FG)