Tetaplah berada di dalam Dia, seperti halnya Nuh beserta keluarganya serta hewan-hewan di dalam bahtera, meski keadaan di luar kendali kita.
Dan tahukah kita, Paulus berulang kali mengingatkan tentang di dalam Kristus.
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga" (Ef. 1:3).
"Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (ay. 4).
"Supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (ay. 6-7).
"Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. Aku katakan 'di dalam Kristus', karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan—kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya" (ay. 9-11).
"Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu ... yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga" (ay. 13 & 20).
Jadi, betapa pentingnya untuk tetap dalam Dia. Dengar-dengaranlah dengan suara Tuhan, jangan seperti raja Saul yang tidak mau lagi mendengarkan suara-Nya, keras kepala serta mengeraskan hati.
Atau masihkah kita sungguh-sungguh mau berada di dalam Dia?
(FG)