Tony Snow merupakan seorang prospek dalam media berita di Amerika, bahkan sempat juga masuk dalam jajaran pemerintahan.
Namun, suatu hari ia terdiagnosa kanker.
Meski begitu, ia tak mau berlama-lama larut dalam kesedihan, melainkan mulai memikirkan apa saja yang paling penting serta berarti dalam hidupnya, lalu memfokuskan diri pada hal-hal itu saja.
Bahkan ia menganggap kanker stadium akhir itu sebagai unexpected blessing atau berkat yang tak terduga baginya!
Di saat banyak orang mungkin bersikap apatis terhadap segala hal buruk yang terjadi, misalnya penyakit ataupun lainnya, Tony Snow sebagai anak Tuhan tetap mengarahkan pandangan pada hal-hal yang baik.
"Walaupun aku berjalan melalui lembah maut yang gelap, aku tidak akan takut karena Engkau menyertai aku untuk menjaga dan membimbing aku sepanjang jalan" (Mazmur 23:4, FAYH).
Sekalipun akhirnya beliau berpulang ke rumah Bapa, ia tetap memegang teguh imannya, menghargai waktu hidup, serta mengerjakan apa pun yang baik.
"We don't know how the narrative of our lives will end, but we get to choose how to use the interval between now and the moment we meet our Creator face-to-face." (Tony Snow)
(FG)