Sehari yang lalu, kita telah belajar tentang arti mulia. Hari ini, kita akan mengerti sedikit lagi tentang standard kasih yang lebih tinggi.
"Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri', kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran." (Yakobus 2: 8-9)
Tidak dipungkiri, setiap kali kita diberi kesempatan untuk menunjukkan rasa kasih ke seseorang yang kita kasihi, ada rasa senang & bahagia yang timbul ketika kita melihat responsnya terhadap pemberian kita.
Mengasihi sesama kita seperti halnya kita mengasihi diri sendiri, adalah salah satu prinsip yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Kasih tersebut dapat ditunjukkan melalui perhatian, pengertian, kerelaan meluangkan waktu bersama, pemberian bahkan pengampunan.
Semua itu baik, namun hari ini kita diingatkan untuk melakukan prinsip tersebut tanpa memandang muka, tanpa melakukan pembedaan, entah seseorang kita anggap layak atau tidak menerima kasih tersebut.
Tidak terlalu sulit memang melakukan kebaikan atau mengasihi seseorang yang punya rekam jejak yang baik, apalagi yang sudah pasti bisa memberi keuntungan bagi kita di masa depan.
Tapi rasanya tidak mudah untuk mengasihi seseorang apabila ia bolak-balik melukai perasaaan dan harga diri kita atau yang mungkin tak dapat membalas kebaikan kita.
Lakukanlah kasih tanpa memandang muka, hiduplah dalam iman, dan melekat erat dengan Penolong yang setia, Roh Kudus. Karena Ia yang akan memampukan kita melakukan kasih itu sesuai standard-Nya, yang selalu lebih tinggi.
Ia pun tidak memandang muka ketika Ia menebus dosa kita, dan itulah standard-Nya.