"Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: 'Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.'"(Yun. 1:6)
Sehingga kita tidak binasa.
Seperti ujar nakhoda (bukan nahkoda) atau kapten kapal itu, kalau sekiranya kita juga berada di kapal pelarian Yunus tersebut, ya mungkin saja kita semua binasa.
Tetapi, tidak sama halnya kalau dengan berada di kapal yang Yesus tumpangi!
"Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: 'Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?'" (Mark. 4:38)
Tidak peduli kalau kita binasa?
Kata tunjuk orang atau pronomina berupa kita, walau memang bisa berarti saya (mengacu pada orang yang sedang berbicara atau menulis [dalam ragam resmi ataupun biasa] langsung; aku), tetapi untuk konteks di atas lebih pada 'kita'. Menurut KBBI, berarti pronomina persona pertama jamak, yaitu yang sedang berbicara bersama dengan orang lain dan termasuk yang diajak bicara.
Mereka bukan memakai kata kami, atau pihak yang berbicara bersama dengan orang lain, tetapi tidak termasuk menunjuk yang sedang diajak bicara.
Dengan kata lain, murid-murid-Nya mengira mereka bersama Tuhan Yesus pun akan hanyut diterjang badai.Mereka pada waktu itu sepertinya belum sungguh-sungguh mengenal siapa Allahnya. Bahwa Dia pun berkuasa atas alam semesta.
Dan bahwa kita yang percaya pada-Nya tidak akan binasa! "Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku." (Yoh. 10:28)
Demikian juga mungkin dengan kita sampai hari ini. Sudahkah kita mengenal Allah yang kita sembah, elu-elukan, dan berdoa kepada-Nya setiap hari? Sudahkah kita mengenali jalan-jalan-Nya dan apa saja yang dapat menyukakan ataupun menyakiti hati-Nya?
"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan." (Mark. 8:2)
Sekalipun kita merasa belum benar-benar mengenal Dia, bahkan rasanya sangat atau sedang jauh dari-Nya, yuk bersyukur karena Tuhan mengetahui, mengerti, dan mengenal kita.
"Doa di hadapan Allah yang maha tahu — Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya." (Mzm.139:1-6)