Mungkin kita pernah mendengar cerita singkat ini. Tetapi tidak apa-apa, sebab kadang pengulangan adalah "guru yang terbaik". Jadi, kiranya Tuhan juga memampukan kita untuk mengulang hal-hal yang baik saja, karena apa yang diulang akan menjadi kebiasaan, karakter, dan kebawa sampai akhir hayat.
Jadi, apa ceritanya?
Jadi, seorang bocah kecil tampak sedang bermain di tepi pantai, sambil mencoba mengambil serta melemparkan sesuatu ke air laut. Seorang pria tua yang melihatnya, mendekatinya sembari bertanya sebentar: "Apa yang sedang kamu lakukan, anak kecil?"
"Oh, ini aku ambilin satu-satu hewan bintang laut kecil ini supaya bisa kembali ke laut, Kek."
"Tapi," sanggah pria tua tadi, "bukankah masih ada banyak sekali bintang-bintang laut yang terdampar di tepi pantai ini, Nak?" Jadi, percuma juga kan, pikirnya dalam hati.
"Nggak apa-apa, Kek, yang penting sudah sangat berarti buat tiap bintang laut yang aku kembaliin ke dalam laut, Kek." Wah, benar juga, kata pria tua menimpali dalam hati.
Mungkin hal kecil yang kita lakukan tampak tak berarti, tetapi siapa yang benar-benar tahu?! Tepukan di pundak. Senyuman ringan. Sambutan yang ramah. Kata-kata yang menguatkan. Uluran tangan. Bukankah justru hal-hal kecil yang sering kali terasa begitu berkesan serta berarti bagi kita?
Terlebih lagi hal kecil, "ketaatan kecil", yang sekiranya kita lakukan bagi orang lain dan terhadap Tuhan, mungkin saja dapat sangat berguna dan menjadi berkat.
Jadi, apa hal kecil yang masih bisa kita kerjakan saat ini?
Amsal 12:28 (TSI), "Orang yang mengikuti jalan yang benar akan hidup bahagia; orang yang mengikuti jalan yang jahat menuju kepada maut."
Sepanjang jalan kebaikan terdapat hidup, tetapi ada jalan yang menuju maut. (VMD)
Life is in the way of righteousness (moral and spiritual rectitude in every area and relation), and in its pathway there is no death but immortality (perpetual, eternal life). (AMP)
~ FG