"Daud memakai jubah dari kain lenan halus, juga segala orang Lewi yang mengangkat tabut itu dan para penyanyi, dan Kenanya yang mengepalai pengangkutan dan para penyanyi. Daud juga memakai baju efod dari kain lenan. Seluruh orang Israel mengangkut tabut perjanjian TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala, nafiri dan ceracap, sambil memperdengarkan permainan gambus dan kecapi. Ketika tabut perjanjian TUHAN itu sampai ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud melompat-lompat dan menari-nari. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya." (1 Tawarikh 15:27-29)
Terkadang kita mesti rela tanggalkan 'jubah' kita, dan mulai tinggikan Dia.
"Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: 'Di hadapan TUHAN, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel, --di hadapan TUHAN aku menari-nari, bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati.'" (2 Sam. 6:21-22)
Mikhal menghina Daud yang memilih memakai baju efod daripada jubah kebesaran kerajaannya. Tetapi Daud rela memilih dan merendahkan diri dan hatinya demi memuliakan dan menyembah Tuhan.
Tukarlah, gantilah pakaian kesombongan dengan kerendahhatian, jubah keegoisan dengan sikap mau mengalah, kekhawatiran dengan penyerahan diri sepenuhnya, kekecewaan dengan pegampunan, dan lainnya.
"Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: 'Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.'" (Kej. 35:2)