Seorang pengkhotbah pernah menceritakan tentang seorang mantan presiden, yaitu Jimmy Carter.
Beliau adalah presiden yang ke-39 untuk Amerika Serikat waktu itu. Sebelum menjabat posisi tersebut, Jimmy Carter pernah melamar bekerja sebagai staf perwira di bagian kapal selam bertenaga nuklir Angkatan Laut AS.
Saat wawancara, seorang laksamana bernama Hyman G. Rickover yang mewawancarai beliau. Nah, satu pertanyaan cukup membekas di pikiran Jimmy Carter muda sehingga menerapkan prinsip yang akan terungkap berikut ini.
Laksamana Rickover menanyakan, "Peringkat berapa kamu waktu di akademi?"
Jimmy menjawab, "Saya peringkat 59 dari 820 siswa, Pak!" sambil berharap mendapat pujian ataupun ucapan selamat.
Tetapi laksamana Rickover lanjut bertanya, "Did you do your best?" Apakah telah melakukan yang terbaik di akademi?
Jimmy Carterbisa saja menjawab ya dan menganggap telah mengerahkan yang terbaik menurut pandangannya sendiri, namun jauh di lubuk hatinya suara kejujurannya mengakui, "Tidak, Pak... saya tidak selalu melakukan yang terbaik waktu itu..."
Setelah menatap panjang, berbalik badan, lalu laksamana itu memberi pertanyaan penutup, "Why not?" Kenapa tidak selalu memberikan, mengerjakan, mengerahkan yang terbaik?!
Percakapan yang membekas itu menanamkan prinsip bagi Jimmy Carter untuk selalu berupaya memberikan yang terbaik dalam hidupnya. Ia pun memakai Why Not the Best? untuk kampanyenya dalam pemilihan presidennya. Jimmy Carter terpilih sebagai presiden AS untuk periode 1977 – 1981. Beliau pun pernah menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2002. Semua karena pertanyaan sederhana yang diajukan laksamana tadi.
Nah sudahkah kita juga memberikan yang terbaik?
"Para pahlawan yang terkenal dan perkasa dari suku Gad juga bergabung dengan Daud di padang gurun. Mereka ahli menggunakan perisai dan tombak, dan dijuluki 'Orang berwajah singa, gesit seperti kijang di atas pegunungan'" (1 Taw. 12:8, FAYH).
"Success teaches us nothing; only failure teaches (kesuksesan tidaklah terlalu mengajari kita banyak hal, kegagalanlah yang sering kali mengajar banyak hal). ~ Laksamana Rickover