Kahlil Gibran juga pernah menceritakan tentang si Cantik (Rupawan) dan si Buruk yang bermain dan mencoba mandi di pantai.
Ketika sedang di tengah-tengah mandi, si Buruk mengentas terlebih dulu keluar dari air dan mengambil pakaian si Rupawan lalu mengenakannya. Kemudian si Buruk pergi begitu saja.
Ketika si Rupawan mencari pakaiannya, ia tak mendapatinya karena telah dicuri si Buruk. Banyak orang tak dapat mengenali si Rupawan (Cantik) oleh karena pakaiannya/tampilan luarnya yang menurut penilaian manusia tak layak diperhatikan. Tetapi ada juga yang dapat mengenali si Buruk walau pakaiannya cantik, karena pakaiannya tak dapat menyembunyikan karakter sejatinya.
2 Korintus 5:16, "Jadi, janganlah mengukur nilai orang Kristen menurut pandangan dunia atau menurut rupa mereka secara lahir. Kesalahan saya dahulu ialah memandang Kristus hanya sebagai manusia seperti saya. Alangkah bedanya pandangan saya sekarang!" (FAYH)