Dua orang terlihat bersengketa. Ketika yang seorang ingin membeli tanah yang luasnya hanya 1,5 meter x 31 meter supaya proyek gedungnya makin luas, keinginannya itu ditolak pemiliknya. Bahkan setelah menawar dengan harga tinggi.
Apa daya, ia memutuskan untuk tetap membangun sebuah gedung tinggi dan ada bagian jendela yang bisa melihat pemandangan ke arah lahan milik seseorang yang enggan menjualnya. Padahal apa sih yang bisa dibangun dengan luas lahan segitu.
Ketika akhirnya gedung itu berhasil dibangun, pemilik tanah tadi pun kesal karena ada gedung tinggi di sebelah lahannya, ada bagian jendela pula yang bisa mengamati wilayahnya. Lalu ia juga mendirikan sebuah rumah berukuran 1,5 m x 31 m. Panjang, tapi sempit.
Banyak orang melewati rumah itu dan menganggap konyol orang yang membangunnya, sebab bisa apa dengan rumah sesempit walau panjang itu orang-orang di dalamnya?
"Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh." (Amsal 12:16)
Pemilik rumah tersebut sepertinya pun tidak mau memaafkan orang yang membangun gedung di sebelah tanahnya itu.
Kejadian ini hampir mirip pengalaman Edith Macefield yang menolak menjual propertinya meski ditawar 1 juta dolar di Seattle hingga hari terakhirnya. Film animasi Up pun menyerupai pengalamannya.
Apa yang bisa kita pelajari di sini adalah tentang menguasai diri agar tidak bertindak ceroboh dan malah merugikan diri sendiri. Juga supaya belajar memberi maaf, sebab siapa tahu apa yang kita lakukan dapat berguna bagi banyak orang dan menjadi berkat untuk mereka.
"Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Roma 12:18)