Betapa baik hubungan mertua dengan menantu, antara Yitro dengan Musa.
"Ketika Yitro, mertua Musa, beserta anak-anak dan isteri Musa sampai kepadanya di padang gurun, tempat ia berkemah dekat gunung Allah, disuruhnyalah mengatakan kepada Musa: 'Aku, mertuamu Yitro, datang kepadamu membawa isterimu beserta kedua anaknya.' Lalu keluarlah Musa menyongsong mertuanya itu, sujudlah ia kepadanya dan menciumnya; mereka menanyakan keselamatan masing-masing, lalu masuk ke dalam kemah." (Kel. 18:5-7)
Musa mau menyambut, menerima Yitro dengan sangat baik dan rendah hati.
Bayangkan, bagaimana jadinya apabila Musa menolak kehadirannya ataupun bersikap tidak baik, tidak ingin Yitro mertuanya itu berlama-lama di tempatnya?
"Tetapi mertua Musa menjawabnya: 'Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja. Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau.'" (Kel. 18:17-19)
Musa akan menjadi lone ranger atau dari subuh sampai sore hari terus-menerus berjuang sendiri memimpin orang-orang Israel. Jika ia mau maju dan berkembang, tidak bisa one man show atau tampil seorang diri terus. Musa tidak akan memperoleh solusi apa yang baik, karena ia sepanjang hari berada dalam kotak permasalahan orang-orang, sehingga perlu seseorang yang dapat melihat dari sisi lain dan memberi masukan.
Kehadiran Yitro menjadi berkat bagi Musa.
Pun ketimbang bisa saja berbicara langsung kepada Musa, mengarahkan apa yang harus dilakukan seperti sebelum-sebelumnya, Tuhan lebih memilih melibatkan memakai kehidupan Yitro. Kepedulian mertuanya itu untuk memberi tahu apa yang benar dan sebaiknya dilakukan, serta kerendahhatian menantunya itu untuk mau mendengarkan serta melakukan seperti nasihat Yitro, menandakan hubungan mertua-menantu yang baik, dan pasti Tuhan berkati sesuai janji-Nya.
Hingga memang jika sudah tiba waktunya, Musa berpisah dengan mertuanya itu. "Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang ke negerinya." (Kel. 18:27)