Selain keinginan mata dan kedagingan, yang dapat membuat kita jatuh dalam dosa adalah keangkuhan hidup.
Pdt. Niko Njotorahardjo juga pernah mengingatkan, kenikmatan hidup duniawi akan memadamkan api rohani, dan menghambat pertumbuhan rohani kita.
1 Yohanes 2:16, "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."
Apa saja arti dari keangkuhan tersebut? Kesombongan, apa pun yang terlalu dibangga-banggakan baik yang dimiliki (kekayaan) maupun yang telah dilakukan (kehebatan, kebesaran), ataupun menganggap rendah orang lain.
Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini--yang diinginkan oleh tabiat manusia yang berdosa, yang dilihat lalu diingini dan yang dibangga-banggakan--semuanya adalah hal-hal yang tidak berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (1 Yohanes 2:16, BIS)
Karena segala perkara dunia ini, keinginan-keinginan jahat ini -- kegilaan seks, keinginan membeli segala sesuatu yang menarik hati, dan kecongkakan yang datang dari kekayaan dan kebesaran -- bukan berasal dari Allah, melainkan dari dunia yang jahat ini. (FAYH)
For all that is in the world--the lust of the flesh [craving for sensual gratification] and the lust of the eyes [greedy longings of the mind] and the pride of life [assurance in one's own resources or in the stability of earthly things]--these do not come from the Father but are from the world [itself]. (AMP)
Mungkin kita masing-masing memiliki bentuk taraf keangkuhan yang berbeda-beda: ada yang dalam hal kekayaan, kepandaian, kemampuan, dan lainnya. Inti dari keangkuhan hidup tersebut ialah tidak lagi ataupun berkurang kadarnya untuk mengandalkan Allah. Tidak mau lagi ada sangkut pautnya dengan hal-hal yang bersifat rohani. Merasa tidak terlalu memerlukan Allah.
Bagaimana dengan kita hari-hari ini?
Masihkah ada bentuk-bentuk keangkuhan dalam hidup kita?
Marilah belajar merendahkan diri, mengutamakan Allah, dan memiliki hati yang mau diajar oleh-Nya.
2 Korintus 4:18, "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
There's far more here than meets the eye. The things we see now are here today, gone tomorrow. But the things we can't see now will last forever. (MSG)
How do you take up your cross? To take up a cross is not to have someone place the cross upon you. Sickness, persecution, and the antagonism of other people are not your real cross. To take up a cross is a deliberate choice. We must purposely humble ourself, stoop down, and pick up the cross for Jesus. Fasting is one of the most biblical ways to do so. ~ Wesley Duewel
~ FG