"Kita bisa memberi tanpa mengasihi," mungkin kita pernah mendengar adagium atau peribahasa umum ini, "tetapi kita tidak akan bisa mengasihi tanpa memberi."
Lukas 12:34 (TSI), "Karena di mana hartamu berada, di situ jugalah hati dan pikiranmu berada."
It's obvious, isn't it? The place where your treasure is, is the place you will most want to be, and end up being. (MSG)
Remember that the things that you think are the most valuable are the things that you will be constantly concerned about. (DEIBLER)
Ps. Nala Widya pernah membagikan bahwa, Tuhan melatih kita untuk memberi, karena Dia sedang menjagai kita dari dua hal ini, yaitu yang pertama Tuhan tidak mau kita mengabdi pada-Nya sekaligus pada Mamon (materi, uang, kekayaan). Kita mesti memilih untuk mengabdi kepada siapa.
Yang kedua, akar dari segala kejahatan adalah cinta uang, bukan punya uang. Ps. Nala mengingatkan, sah-sah saja kita punya uang, tetapi jangan sampai cinta akan uang. Mengapa? Sebab apabila cinta terhadap materi, itu berarti ada rasa ketakutan akan kehilangan ataupun kehabisan. Padahal, apa pun yang kita berikan, persembahkan, maupun serahkan kepada Tuhan sesungguhnya tidaklah pernah hilang, malah Ia 'mengembalikannya' berlipat kali ganda bagi kita anak-anak-Nya yang mengasihi Dia.
Nah, bagaimana dengan kita akhir-akhir ini, apakah masih memiliki kerelaan hati untuk memberi, entahkah itu uang, perhatian, waktu, maupun tenaga kita, dan yang lainnya? Saya pun masih belajar supaya tulus serta benar-benar dengan senang hati melakukannya—sebuah prinsip serta pedoman bagi orang percaya sepanjang masa untuk memberi maupun mempersembahkan sesuatu.
1 Korintus 2:9, "Tetapi seperti ada tertulis: 'Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.'"
Hal itu sesuai dengan ayat Kitab Suci ini, "Bagi orang-orang yang mengasihi Dia, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang luar biasa, yang belum pernah dilihat dan didengar manusia, bahkan tidak pernah terbayangkan." (TSI)
But it is just as the Scriptures say, "What God has planned for people who love him is more than eyes have seen or ears have heard. It has never even entered our minds!" (CEV)
2 Korintus 9:7 (FAYH), "Setiap orang harus mengambil keputusan sendiri mengenai jumlah yang akan diberikannya. Jangan dengan bersungut-sungut atau karena terpaksa, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
Let each one [give] as he has made up his own mind and purposed in his heart, not reluctantly or sorrowfully or under compulsion, for God loves (He takes pleasure in, prizes above other things, and is unwilling to abandon or to do without) a cheerful (joyous, "prompt to do it") giver [whose heart is in his giving]. (AMP)
I want each of you to take plenty of time to think it over, and make up your own mind what you will give. That will protect you against sob stories and arm-twisting. God loves it when the giver delights in the giving. (MSG)
~ FG