Keberhasilan maupun kebaikan yang pernah kita capai serta alami di masa yang lalu tidaklah menjadi jaminan mutlak kita akan tetap seperti itu ataupun melakukannya apabila tidak berjaga-jaga, beradaptasi terhadap perubahan yang perlu, dan berpegang pada kebenaran.
Setidaknya, demikianlah yang pernah dialami oleh raja Asa.
Walau pada masa mudanya ia berharap serta bersandar pada Allah, namun Asa gagal untuk terus bertekun mencari Tuhan dan pertolongan-Nya ketika ia sudah menjadi tua, menangani persoalan dengan kekuatannya sendiri, serta malah hanya mempercayai sumber-sumber daya manusia.
2 Tawarikh 16:7, "Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: 'Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu.'"
Dan pada waktu Hanani pelihat itu datang kepada Asa, raja Yehuda serta berkata kepadanya, "Sebab engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak menyandarkan diri kepada TUHAN, Allahmu, karena itu pasukan raja Aram terlepas dari tanganmu. (MILT)
Pada waktu itu Hanani pelihat itu datang kepada Asa raja Yehuda dan berkata kepadanya, "Asa, engkau berharap dari pertolongan raja Aram dan bukan dari TUHAN Allahmu. Engkau seharusnya berharap pada Tuhan, tetapi karena engkau tidak berharap pada Tuhan untuk menolong, maka engkau tidak akan mengalahkan tentara Aram dan mereka lepas dari engkau." (VMD)
2 Tawarikh 16:12, "Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib."
Berjati-hatilah, kecenderungan kita sebagai manusia, ataupun orang percaya ialah menjauh dari kasih setia Allah, sekalipun pernah mengecap berbagai bentuk pengalaman rohani, sehingga mengalami kemerosotan seperti halnya raja Asa. Adam dan Hawa pun jatuh dalam dosa di tengah lingkungan yang sebenarnya sempurna, bukan?
Mengikuti kehendak pribadi memang adalah hak kita, tetapi menyerahkan kehendak tersebut kepada Tuhan dapat menjadi pilihan terbaik yang kita lakukan.
"Nothing hath separated us from God but our own will, or rather our own will is our separation from God." ~ William Law
~ FG