Saya cukup senang setiap kali mendengar apabila ada teman-teman, yang sudah menjadi orangtua, papa dan mama, yang mendoakan anak-anaknya.
Ya, sebab penjagaan serta pengawasan kita terhadap anak-anak mungkin yang terbaik yang mampu kita lakukan sebagai orangtua adalah mendoakan mereka. Kita memerlukan tangan Tuhan yang mengawasi, menjaga, menolong, memperhatikan, bahkan agar Ia mengampuni mereka. Setidaknya, itulah yang dilakukan oleh Ayub semasa Tuhan mempercayakan anak-anak kepadanya.
Ayub 1:5 (VMD), "Setelah pesta usai, besoknya Ayub bangun pagi-pagi benar, ia memanggil anak-anaknya, dan mempersembahkan kurban bakaran demi mereka masing-masing. Ia berpikir, 'Mungkin anakku kurang hati-hati dan berdosa terhadap Allah sewaktu berpesta.' Ayub selalu melakukan hal itu agar dosa anak-anaknya diampuni."
Setiap kali setelah pesta yang kadang-kadang berlangsung beberapa hari itu berakhir, Ayub memanggil anak-anaknya untuk mengadakan upacara penyucian bagi mereka. Ia bangun pagi-pagi sekali dan mempersembahkan kurban bakaran bagi setiap anak itu, karena pikirnya, "Mungkin anak-anakku telah berbuat dosa dan berpaling dari Allah dalam hatinya." Itulah yang selalu dilakukan oleh Ayub. (FAYH)
When the parties were over, Job would get up early in the morning and sacrifice a burnt offering for each of his children, thinking, "Maybe one of them sinned by defying God inwardly." Job made a habit of this sacrificial atonement, just in case they'd sinned. (MSG)
Ayub memperhatikan kerohanian anak-anaknya.
Bagaimana dengan Saudara saat-saat ini?
Di tengah berbagai keadaan, terutama gencarnya aktivitas media sosial, masihkah menyediakan waktu untuk berdoa bagi anak-anak kita? Sebab, bisa saja juga mereka terlihat baik-baik di depan kita, namun sedang bergumul ataupun melakukan sesuatu yang salah di belakang kita. Karena itu, sebenarnya perhatian serta kehadiran kita dalam perkembangan maupun kehidupan rohani mereka sangatlah penting.
Allah mempercayakan anak-anak dalam keluarga untuk kita didik serta bina; bagian kita ialah menyerahkan mereka kepada-Nya untuk hal-hal selebihnya yang tidak bisa kita lakukan.
Kolose 3:21 (FAYH), "Para bapa, janganlah menegor anak-anak Saudara terlampau keras, sehingga mereka menjadi tawar hati dan patah semangat."
Dan para ayah, janganlah membuat anak-anakmu sakit hati, sebab anak yang sakit hati tidak akan mau berusaha hidup dengan baik. (TSI)
Parents, don't come down too hard on your children or you'll crush their spirits. (MSG)
~ FG