Ada banyak bagian dalam firman Tuhan yang mengingatkan kita tentang iri hati. Mengapa? Mungkin salah satu alasan utamanya adalah karena kita sebagai manusia sangat mudah sekali merasa iri.
Amsal 14:30 (TSI), "Hati yang tenang membuat tubuh sehat, tetapi hati yang penuh iri seperti penyakit membusukkan tulang."
A calm and undisturbed mind and heart are the life and health of the body, but envy, jealousy, and wrath are like rottenness of the bones. (AMP)
Damai dalam pikiran membuat tubuh sehat, tetapi kecemburuan seperti penyakit kanker. (VMD)
Sikap iri hati yang terus-menerus pun kemungkinan besar dapat membuat perkara ataupun masalah semakin pelik, serta berujung pada kehancuran apabila tidak segera diatasi. Dan kita tidak bisa hidup dalam kasih serta rasa iri hati secara bersamaan. Bukankah Yusuf dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya karena iri hati (Kej. 37)?
Hari ini, kita diingatkan untuk sama-sama belajar supaya tidak menjadi iri—sebuah sikap hati negatif dan salah yang telah ada sejak ribuan tahun lamanya ini.
Yakobus 3:16 (TSI), "Selama kamu masih iri hati dan mementingkan diri sendiri, berarti hidupmu masih kacau dan kamu bisa melakukan kejahatan apa saja."
For wherever there is jealousy (envy) and contention (rivalry and selfish ambition), there will also be confusion (unrest, disharmony, rebellion) and all sorts of evil and vile practices. (AMP)
Whenever you're trying to look better than others or get the better of others, things fall apart and everyone ends up at the others' throats. (MSG)
~ FG