Opa Niko, atau istilah karib bagi para generasi muda ataupun Jeremiah Generation untuk menyebut ataupun memanggil Pdt. Niko Njotorahardjo yang memang menubuatkan akan dipakainya mereka oleh Tuhan di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, memaparkan bahwa mungkin akhir-akhir ini banyak umat Tuhan yang mengalami padamnya api rohani dalam hidup maupun perjalanan kerohanian mereka.
Apa saja api rohani yang padam tersebut?
Yaitu, api Roh (1 Tes 5:19), api kasih (Why 2:4), serta api doa, pujian dan penyembahan (Yoh 4:23-24).
Matius 5:14-16 (TSI), "Kamu ibarat terang di dalam dunia yang gelap ini, bila baik cara hidupmu. Seperti kota yang terletak di atas bukit selalu terlihat dari jauh, demikianlah seharusnya cara hidupmu menjadi teladan baik yang terlihat bagi semua orang. Begitu juga, tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupnya dengan tempayan. Pelita selalu ditaruh di tempat yang tinggi supaya sinarnya menerangi semua orang di dalam rumah. Demikianlah hendaknya sinarmu menerangi orang lain. Artinya, lakukanlah perbuatan yang baik setiap saat, sehingga waktu orang lain melihat teladanmu, mereka memuliakan Bapamu yang di surga."
Kalian adalah terang dunia, yang tampak kepada semua orang seperti sebuah kota di atas bukit bercahaya pada malam hari. Janganlah terang itu kalian sembunyikan, melainkan biarkanlah terang itu bercahaya bagi semua orang. Biarlah semua orang melihat kalian berbuat baik, sehingga mereka akan memuji Bapa kalian yang di surga. (FAYH)
Here's another way to put it: You're here to be light, bringing out the God-colors in the world. God is not a secret to be kept. We're going public with this, as public as a city on a hill. If I make you light-bearers, you don't think I'm going to hide you under a bucket, do you? I'm putting you on a light stand. Now that I've put you there on a hilltop, on a light stand--shine! Keep open house; be generous with your lives. By opening up to others, you'll prompt people to open up with God, this generous Father in heaven. (MSG)
Bagaimana supaya api rohani tersebut tidak sampai padam? Menurut beliau, ada beberapa hal, yaitu: senantiasa berada dalam hadirat Tuhan, yakni penuh dengan Roh Kudus supaya peka saat Ia menegur, mengoreksi, maupun menuntun kita; menjaga kondisi kasih yang mula-mula, atau cinta pertama kita kepada Tuhan seperti apa waktu itu, dan saat kita mengasihi Tuhan, akan memudahkan untuk mengasihi sesama manusia; banyak sembahyang ataupun setia beribadah, serta taat pada firman Tuhan.
Tidak ketinggalan, Opa Niko pun mengingatkan, jika saat ini sedang masuk dalam proses pemurnian dari Tuhan, anggaplah sebagai anugerah, namun juga jangan bertindak sesuai kemauan sendiri, melainkan berdiam diri di dekat kaki Tuhan, mencari kebenaran firman, agar api rohani yang sekiranya redup dapat menyala kembali, hingga akhirnya kita menjadi terang bagi banyak orang. Bukan api yang kadang padam, kadang nyala, begitu seterusnya. Tetapi, menjadi terang yang tetap menyala bagi Dia setiap waktu.
Ester 4:14, "Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.
Jika engkau berdiam diri pada saat seperti ini, orang-orang Yahudi pasti akan diselamatkan dengan cara lain, tetapi engkau dan sanak keluargamu akan binasa. Lagipula, siapa tahu engkau telah ditempatkan di istana justru untuk saat-saat seperti ini! (FAYH)
If you persist in staying silent at a time like this, help and deliverance will arrive for the Jews from someplace else; but you and your family will be wiped out. Who knows? Maybe you were made queen for just such a time as this. (MSG)
~ FG