Saya cukup terkejut ketika setelah beberapa waktu lamanya tidak sempat mengecek maupun merawat tumbuh-tumbuhan yang ada di kebun mini loteng rumah, ternyata salah satunya, yakni pohon buah naga sudah menghasilkan sejumlah buah!
Padahal, saat itu sepertinya masih jarang turun hujan, serta menurut saya dan istri tidak bisa berbuah karena belum memungkinkan waktunya untuk berbuah. Tapi, bersyukur dapat menghasilkan buah dan kami nikmati bersama.
Demikian halnya dalam kerohanian maupun kehidupan kekristenan, pasti Tuhan bukan hanya ingin kita bertumbuh, tetapi juga berbuah. Jangan sampai seperti pohon ara yang tumbuh besar, namun tidak menghasilkan apa pun, selain daun-daun, sehingga Ia mengutuknya.
Markus 11:12-14, "Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: 'Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!' Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya."
Bahkan, menurut sebuah referensi, sebenarnya Tuhan Yesus sedang mencari cikal bakal buah kecil yang juga kadang bisa dimakan, tetapi Ia tidak menemukannya. Israel pun sering dilambangkan sebagai pohon ara (Yer. 29:17, Hos. 9:10, Yoel 1:7, Mik. 7:1-6). Dan fakta bahwa pohon tersebut telah banyak berdaun menunjukkan seharusnya sudah waktunya menghasilkan buah. Namun, kenyataannya tidak.
Terkadang, kita juga belum berbuah karena masih memiliki pola pikir yang salah. Karena itu, kiranya kita mau mengubah pemikiran kita sesuai kebenaran firman Tuhan, sehingga akhirnya kita pun berbuah yang dapat dinikmati oleh banyak orang, dengan kata lain sungguh-sungguh menjadi berkat dan memberi dampak.
Filipi 4:8 (FAYH), "Saudara sekalian yang saya kasihi, pada akhir surat ini saya ingin mengatakan satu hal lagi. Arahkanlah pikiran Saudara kepada hal-hal yang benar, yang baik, dan yang adil. Renungkanlah hal-hal yang murni dan indah, serta kebaikan dan keindahan di dalam diri orang lain. Ingatlah akan hal-hal yang menyebabkan Saudara memuji Allah dan bersukacita."
Summing it all up, friends, I'd say you'll do best by filling your minds and meditating on things true, noble, reputable, authentic, compelling, gracious--the best, not the worst; the beautiful, not the ugly; things to praise, not things to curse. (MSG)
~ FG