Jika boleh jujur, pernahkah kita kadang malu mengakui, ataupun mungkin merasa kurang nyaman, menyebut nama Tuhan Yesus di muka publik, misalnya berdoa ketika hendak makan di sebuah rumah makan, bukannya karena kesombongan rohani, melainkan mengucap syukur atas berkat serta kebaikan-Nya? Ataupun, berpikir 1.000 kali untuk mengakui Dia di media sosial oleh sebab takut kehilangan teman-teman?
Padahal, Ia tidak pernah malu-malu rela mati, berkorban demi menebus dosa kita di hadapan umum. Jangan sampai Ia sendiri yang malah akan malu, atau dengan kata lain tidak mau mengakui kita kelak di hadapan Bapa (Mark. 8:38, Luk. 9:26)!
Bagaimana mungkin kita menyatakan sepenuh hati, apalagi mengaku selamanya mengasihi Dia, apabila dalam sehari kita bisa saja ataupun secara sengaja menyakiti hati-Nya melalui perbuatan jahat kita? Selain itu, mengungkapkan ingin bersama-Nya selamanya, padahal untuk menyediakan waktu bersaat teduh dan membaca Alkitab beberapa menit saja bukan main sulitnya.
Hari ini, firman-Nya mengingatkan kita untuk sungguh-sungguh dan tulus mengasihi Tuhan, agar Ia memberkati kehidupan kita.
Efesus 6:24 (BSD), "Semoga Allah selalu memberkati semua orang yang secara terus-menerus mengasihi Yesus Kristus Tuhan dengan kasih yang tidak pernah putus. Hormat kami, Paulus."
Semoga karunia dan berkat Allah melimpahi Saudara, yang dengan tulus hati mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus. (FAYH)
Kepada semua yang mengasihi Penguasa kita Kristus Yesus dengan kasih yang tidak pernah padam, doa saya, Allah akan selalu baik hati kepada kalian. (TSI)
~ FG