Ketika mengikuti Indonesia Masters Mountain Race 2023, atau ajang lari untuk yang berusia 40 tahun ke atas di perbukitan sentul yang cukup menanjak, saya beberapa kali menyanyikan lagu-lagu rohani sambil menapaki tanjakan, dan didengarkan oleh sejumlah peserta lainnya. Ada seorang yang heran saya masih bisa bernyanyi sembari menanjak, padahal itu hanya supaya "mengalihkan" perhatian saya supaya tidak terlalu merasa lelah.
Tentu "penderitaan" saya tersebut tak sebanding dengan apa yang pernah dialami oleh rasul Paulus serta Silas ketika ditangkap dan dimasukkan ke penjara karena pemberitaan Injil mereka.
Namun, di dalam penjara, bahkan setelah disiksa, mereka masih mau menaikkan lagu-lagu pujian kepada Allah, sehingga para tahanan lainnya ikut mendengarkan mereka. Seakan-akan keheranan, mengapa mereka berdua masih bisa bersukacita meski berada di penjara dan kaki yang dirantai.
Kisah Para Rasul 16:23-25 (TSI), "Sesudah dipukuli sampai babak belur, mereka dimasukkan ke dalam penjara. Pejabat-pejabat kota menyuruh kepala penjara untuk menjaga mereka dengan ketat. Karena perintah itu, maka kepala penjara memasukkan Paulus dan Silas ke dalam ruangan yang paling dalam dan aman dalam gedung itu. Kemudian kaki mereka dipasung. Tetapi kira-kira tengah malam, Paulus dan Silas berdoa serta menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Allah, dan para tahanan yang lain ikut mendengarkan mereka."
Berkali-kali tongkat pemukul itu melukai punggung mereka yang tak berbaju. Kemudian mereka dijebloskan ke dalam penjara. Kepala penjara diancam dengan hukuman mati kalau mereka sampai melarikan diri. Karena itu, ia tidak mau mengambil risiko. Ia menyekap mereka di sel sebelah dalam dan memasung kaki mereka. Pada kira-kira tengah malam, sementara Paulus dan Silas berdoa serta menyanyi memuji Tuhan dan para tawanan yang lain sedang mendengarkan. (FAYH)
After beating them black and blue, they threw them into jail, telling the jailkeeper to put them under heavy guard so there would be no chance of escape. He did just that--threw them into the maximum security cell in the jail and clamped leg irons on them. Along about midnight, Paul and Silas were at prayer and singing a robust hymn to God. The other prisoners couldn't believe their ears. (MSG)
Tidak lain, tidak bukan, Paulus dan Silas masih sanggup menyanyikan pujian, serta bersukacita, adalah karena sukacita mereka tidak bergantung pada keadaan ataupun bersyarat. Unconditional joy.
Apa yang kita alami hari-hari ini? Apakah berat beban keuangan? Apakah jodoh yang kita nanti-nantikan belum datang dari Tuhan? Apakah masa depan serta pekerjaan yang tak menentu? Maka, apakah kita akan membiarkan semua itu merengut rasa sukacita kita? Jika ya, maka sukacita kita hanyalah bergantung pada situasi atau keadaan tertentu. Padahal, Allah sanggup memberikan dan menyediakan sukacita sejati yang kita butuhkan, yang tidak serta-merta hanya tergantung pada keadaan ataupun syarat-syarat tertentu terlebih dulu supaya bisa bersukacita.
"Joy is a magnet that God has given to believers. Nonbelievers have nothing like it. They have their moments of happiness, but that happiness completely depends on their circumstances. When the Bible speaks of joy, however, it refers to something far deeper than that. It's an abiding joy that is independent of our circumstances. The joy that we experience in Christ can be ours, both in good times and in bad." ~ Rick Warren
~ FG