Dalam bukunya The Heart-Led Leader atau 'Pemimpin yang Memimpin dengan Hati', yang ditulis oleh Tommy Spaulding, beliau menjabarkan sejumnlah perbedaan antara para pemimpin yang benar-benar mau melakukannya, dengan mereka-mereka yang cuma mencari kepentingan serta keuntungan pribadi atau self-serving leader.
Orang yang memimpin dengan hati, biasanya pun akan kerap mempertimbangkan serta melibatkan orang lain dalam sebuah kerja sama tim (we), dan bukannya hanya selalu mengerjakannya sendirian atau semua tentang saya, saya, dan saya (me, myself, and I).
Beliau mengamati, sayangnya pemimpin pada masa kini, sebagian besar hanya mengutamakan dan mencari kepentingan diri sendiri. Bahkan, mencapai persentase 90 persen! Padahal, menurut beliau, dengan menjadi pemimpin yang mau melayani, mengasihi, dan memiliki hati yang peduli akan memberikan hasil yang lebih baik.
Apabila kita sebagai seorang pemimpin, baik itu di dalam rumah tangga, tempat kerja, maupun pelayanan, untuk tidak terus-menerus menuntut, selalu menghakimi orang lain, serta acuh tak acuh, melainkan sungguh-sungguh memimpin dengan hati yang tulus melayani serta mengasihi mereka.
Kolose 4:1 (FAYH), "SAUDARA-SAUDARA yang mempunyai hamba, hendaklah berlaku jujur dan adil terhadap mereka. Ingatlah selalu bahwa Saudara juga mempunyai seorang Tuan surgawi, yang mengawasi Saudara dengan cermat."
REMEMBER, then, you employers, to be just and fair to those whom you employ, never forgetting that you yourselves have a heavenly Employer. (Phillips NT)
And masters, treat your servants considerately. Be fair with them. Don't forget for a minute that you, too, serve a Master--God in heaven. (MSG)
~ FG