Ketika melakukan hiking ataupun trail run di perbukitan serta melewati sebuah jalur yang baru, tanpa mengetahui secara pasti ke mana harus melangkah, saya bersyukur mendapat panduan walau hanya dari jejak-jejak langkah sepatu di hadapan saya sehingga merasa terbantu ataupun yakin bahwa jalur tersebut masih dapat dilalui.
Alangkah lebih bersyukurnya kita untuk jejak-jejak langkah iman oleh para pemimpin maupun pendahulu kita, bahwa cara hidup benar itu bisa dijalani.
Filipi 3:17 (BSD), "Saudara-saudaraku, contohlah cara hidup yang benar. Perhatikanlah orang-orang yang mengikuti cara hidup kami itu."
Ibrani 13:7 (TSI), "Ingatlah para pemimpinmu, yakni mereka yang pernah menyampaikan Firman Allah kepadamu dan yang sudah mendahului kita ke surga. Renungkanlah cara hidup mereka yang baik dan ikutilah teladan keyakinan mereka."
Remember your leaders and superiors in authority [for it was they] who brought to you the Word of God. Observe attentively and consider their manner of living (the outcome of their well-spent lives) and imitate their faith (their conviction that God exists and is the Creator and Ruler of all things, the Provider and Bestower of eternal salvation through Christ, and their leaning of the entire human personality on God in absolute trust and confidence in His power, wisdom, and goodness). (AMP)
Appreciate your pastoral leaders who gave you the Word of God. Take a good look at the way they live, and let their faithfulness instruct you, as well as their truthfulness. There should be a consistency that runs through us all. (MSG)
Bahkan, Tuhan Yesus sendiri, Imam Besar kita yang agung, telah memberikan contoh yang luar biasa bagi kita.
Yohanes 13:15 (BSD), "Aku membersihkan kakimu sebagai contoh bagimu supaya kalian juga melakukan hal itu."
I've laid down a pattern for you. What I've done, you do. (MSG)
I have made myself an example for you in order that you should humbly serve each other as I have done for you. (DEIBLER)
Ibrani 4:15 (BIS), "Imam Agung kita itu bukanlah imam yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya, Ia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita sendiri; hanya Ia tidak berbuat dosa!"
Imam Besar kita ini memahami kelemahan kita, sebab Ia juga pernah mengalami cobaan seperti kita, meskipun Ia tidak pernah kalah sehingga berdosa. (FAYH)
We don't have a priest who is out of touch with our reality. He's been through weakness and testing, experienced it all--all but the sin. (MSG)
~ FG