Salah satu kurikulum atau mata pelajaran yang cukup sulit bagi saya sewaktu masih di sekolah menengah pertama adalah matematika. Demikian pula, "kurikulum" yang masih cukup sulit juga bagi saya dalam 'sekolah kehidupan' sampai saat ini ialah kerendahan hati.
Bagaimana dengan Saudara?
Maukah kita belajar merendahkan hati, terutama di hadapan Tuhan, masihkah rela menerima teguran, bersediakah menjadi pihak yang meminta maaf terlebih dahulu?
Di mana ada rasa takut akan Allah, di situ ada kerendahan hati. Sedangkan, kesombongan akan menghalangi damai sejahtera.
Terkait keberhasilan dalam hidup, Billy Graham pernah berkata:
"I have often said that the first thing I am going to do when I get to Heaven is to ask, 'Why me, Lord? Why did You choose a farmboy from North Carolina to preach to so many people, to have such a wonderful Team of associates, and to have a part in what You were doing in the latter half of the twentieth century?' I have thought about that question a great deal, but I know also that only God knows the answer" (Saya sering mengatakan, hal pertama yang mungkin akan saya lakukan ketika tiba di surga adalah bertanya kepada-Nya, 'Mengapa memilih saya, Tuhan? Mengapa memilih seorang yang biasa dari daerah pedesaan untuk berkhotbah bagi banyak orang, memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa, dan mengambil bagian dalam apa yang Engkau kerjakan dalam tahun-tahun yang telah berlalu?' Saya sering merenungkan hal itu, namun saya juga menyadari bahwa hanya Tuhanlah yang mengetahui jawabannya).
Sifat kerendahan hati, serta tetap setia kepada Allah, akan menerima ganjaran ataupun berkat pada saat yang tepat dan waktu yang ditentukan oleh-Nya sendiri.
Amsal 22:4 (TSI), "Orang yang rendah hati dan takut akan TUHAN diberkati dengan kekayaan, kehormatan, dan umur panjang."
Hormatilah TUHAN dan rendahkan hatimu maka kamu akan mempunyai kekayaan, hormat, dan hidup yang benar. (VMD)
The payoff for meekness and Fear-of-GOD is plenty and honor and a satisfying life. (MSG)
~ FG