GBI PRJ (CK7)

Ichigo ichie secara harfiah berarti satu kali, satu pertemuan (one time, one meeting), menggambarkan budaya menghargai sifat momen yang tidak terulang. Istilah ini diterjemahkan sebagai "untuk kali ini saja" dan "sekali seumur hidup”, yang menekankan pentingnya menghargai setiap momen.

Kita memang hidup di masa sekarang, namun seringkali kita tidak menghidupi hidup di masa sekarang karena pikiran kita fokus kepada masa lalu atau mungkin masa depan. Saat pikiran kita berada di masa lalu atau di masa depan, maka kita akan kehilangan masa sekarang kita.

Yesterday is gone. Tomorrow has not yet come. We have only today. Let us begin. (Kemarin sudah berlalu. Hari esok belum datang. Kita hanya memiliki hari ini. Mari kita mulai) - Mother Teresa

Yesterday is history, tomorrow is mystery, today is a gift from God. That’s why we call it the present. (Kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, hari ini adalah pemberian/hadiah dari Tuhan)

Mazmur 118 : 24
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya !

Ada empat bagian dasar mengenai emosi dan waktu berdasarkan buku Ichigo Ichie, yaitu kemarahan dan kesedihan (mengenai masa lalu), kebahagiaan (masa sekarang), dan ketakutan (untuk masa yang akan datang). Apa yang harus dilakukan ? Untuk kemarahan kita harus come back / kembali ke masa sekarang, untuk kesedihan harus wake up / bangkit, untuk kebahagiaan harus menghargai dan menikmati, sedangkan untuk ketakutan harus come back / kembali juga ke masa sekarang.

Ada tiga langkah yang dapat dilakukan agar kita bisa menerapkan ichigo ichie, menghargai dan menikmati momen yang terjadi saat ini :

1. Priority matters (Perhatikan prioritas kita)
Matius 6 : 33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Menjalani hari-hari dengan bijaksana (heart of wisdom).

Mazmur 90 : 12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Prioritaskan hubungan dan luangkan waktu berkualitas dengan orang-orang terkasih, karena kita tidak tahu kapan kita akan kehilangan kesempatan tersebut.

2. Hidup di masa kini.
Penelitian Harvard menghasilkan bahwa, 47% dari waktu, pikiran orang tidak berada di tempat yang sama dengan kaki mereka berada. 

Ada banyak kisah mengenai kehidupan Tuhan Yesus yang tetap menghargai dan menikmati setiap momen yang ada, sekalipun ada begitu banyak hal yang harus Dia kerjakan dalam pelayanan-Nya, dan dampaknya luar biasa, diantaranya adalah :

- Yesus menyembuhkan seorang buta dekat Yerikho (Lukas 18 : 35 - 43), mujizat kesembuhan terjadi.

- Yesus dan Zakheus (Lukas 19 : 1 - 10), pertobatan dan keselamatan terjadi.

Jangan lewatkan apa yang kita miliki saat ini untuk mengejar apa yang kita inginkan nanti, karena seringkali kita berfokus pada apa yang kita inginkan, sehingga kita melewatkan apa yang kita miliki.

Efesus 5 : 15 - 16
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Satu-satunya untuk kita dapat hadir dan menikmati saat ini adalah dengan benar-benar menyerahkan masa lalu yang tidak dapat kita ubah dan mempercayai Tuhan sepenuhnya dengan masa depan yang tidak dapat kita kendalikan.

3. Avoiding procrastination (Jangan menunda-nunda kebaikan).

Amsal 3 : 27
Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.

Mari belajar dari kisah orang Samaria yang murah hati (Lukas 10 : 25 - 37). Nilai kehidupan kita dinilai bukan dari apa yang kita yakini, tapi apa yang kita lakukan.

Inilah hari yang Tuhan tetapkan. Momen yang paling penting adalah hari ini. Momen ini adalah semua yang kita miliki. Hiduplah dengan bijaksana, dan memanfaatkan hari ini untuk kemuliaan Tuhan.

Tuhan Yesus Memberkati