GBI PRJ (CK7)

Banyak kita mungkin masih perlu mempelajari tentang keluarga. Seperti apakah sebuah rumah idaman itu? Apakah sekadar dari ada kolam renang ataupun penuh materi? Lalu, ada pula orang yang suka berada di rumah, maupun di luar. 

Namun, sejauh apa pun tapak kaki melangkah, pada akhirnya akan rindu serta kembali ke rumah. Dan tanpa damai di rumah, agaknya setinggi apa pun prestasi kita sia-sia. Sebab orang yang paling bahagia di dunia ini sesungguhnya ialah yang mengalami damai sejahtera dalam keluarga maupun rumahnya. 

Ada empat hal untuk membangun serta memelihara rumah maupun keluarga idaman sesuai firman Tuhan:
•    Kasih.
Pastikan ada kasih di dalam rumah setiap kita. Itulah dasar atau fondasi yang kuat. Jika tidak, maka banyak hal akan sekadar menjadi beban. Walau kadang kala bisa saja merasa disakiti ataupun dilukai, serta mesti mengalah meski kita telah mengasihi, namun semua yang kita lakukan dalam kasih itu sangatlah berharga.

2 Raja-raja 4:8
Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.

Kasih itu:
-    Butuh usaha (Markus 10:24-25).
-    Perlu pengurbanan (Yohanes 3:16).
-    Tidak pernah berkesudahan (1 Korintus 13:8).

Love begins at home, and it is not how much we do, but how much love we put in the action that we do. Kasih mulai dari rumah, jadi bukan sebanyak apa yang kita kerjakan, melainkan seberapa besar kasih yang kita berikan melalui setiap tindakan kita.

Pada akhirnya, kita tidak bisa mengharapkan keluarga yang sempurna, tetapi kita bisa menerimanya dalam kasih, sehingga seharusnya kita mengerti, dalam rumah tidak ada kesempurnaan, namun ada penerimaan dalam kasih.

Lukas 15:18, 20 
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa … Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

•    Kesepakatan.
Pastikan ada kesehatian atau kesepakatan. Ketika sebuah keluarga bersepakat, hal-hal besar dapat terjadi. Materi melimpah tanpa persepakatan antara suami dan istri, maupun antar-anggota keluarga, tidak akan ada damai sejahtera ataupun rumah idaman. Lihat dan sadarilah, mungkin apa pun yang Saudara miliki saat ini, terutama berkat dari Tuhan, semuanya diawali dengan adanya kesepakatan dalam keluarga.

2 Raja-raja 4:9-10
Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."

Matius 18:19
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

•    Pengharapan.
Keluarga atau rumah idaman bukan berarti tanpa masalah, serta tidak hanya selalu tentang yang baik, sebab sering kali Tuhan izinkan sesuatu terjadi, bahkan terlihat seperti pengharapan kosong. Namun, dengan Tuhan, selalu ada pengharapan bagi kita yang percaya dan mengandalkan Dia. 

"Between our circumstances and promise, is a space for God to fill," di antara keadaan kita dan janji Tuhan, adalah bagian-Nya untuk menggenapinya. Jadi, jangan pernah berputus asa maupun berhenti untuk berharap. Terkadang Ia tidak menjawab doa maupun memberi apa yang kita inginkan, sebab Allah ingin mengajarkan sesuatu bagi kita, seperti halnya kita orangtua mengajar suatu pelajaran kehidupan kepada anak-anak kita.

2 Raja-raja 4:16-17
Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!" Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya.

2 Raja-raja 4:19-20, 28
Tiba-tiba menjeritlah ia kepada ayahnya: "Aduh kepalaku, kepalaku!" Lalu kata ayahnya kepada seorang bujang: "Angkatlah dia dan bawa kepada ibunya!" Diangkatnyalah dia, dibawanya pulang kepada ibunya. Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari, tetapi sesudah itu matilah dia … Lalu berkatalah perempuan itu: "Adakah kuminta seorang anak laki-laki dari pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan kosong?"

•    Mujizat.
Dalam rumah idaman, pasti ada mujizat, sebab keluarga merupakan tempat awal mujizat terjadi serta dinyatakan oleh kuat kuasa Tuhan. Apa saja yang sekiranya terlihat tanpa pengharapan, jalan keluar, ataupun bahkan hancur, Allah sanggup memulihkan, mengubahkan, memberkati, serta memakainya bagi kemuliaan nama-Nya.

2 Raja-raja 4:32, 36
Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan terbaring di atas tempat tidurnya … Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: "Panggillah perempuan Sunem itu!" Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya, maka berkatalah Elisa: "Angkatlah anakmu ini!"

Yohanes 2:11
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Ingat, time spent with family is worth every second, setiap waktu yang kita jalani bersama keluarga merupakan sesuatu yang sangat berharga setiap detiknya.

Tuhan Yesus Memberkati