GBI PRJ (CK7)

Sebuah penelitian dari Barna Research menyatakan, hampir 51 % orangtua menyatakan bahwa pembentukan iman anak-anak mereka bukanlah tanggung jawab mereka. Mereka merasa tidak layak menjadi pemimpin rohani, serta menyerahkannya kepada gereja maupun pelayanan anak-anak.

Demikian pula, gereja mengakui pentingnya peran  orangtua untuk mendidik kerohanian anak, namun mereka kurang menekankan pelatihan maupun memperlengkapi para orangtua untuk pembentukan maupun pertumbuhan rohani anak-anak mereka.

Apalagi, kita tahu, saat-saat ini Indonesia telah menjadi negara nomor tiga yang fatherless country atau kurangnya figur ayah di dalam keluarga.

Sehingga menyebabkan anak-anak mereka : sekitar 90 %  melarikan diri, 85 % perilaku tak terkendali, 71 % mengalami kehamilan di luar nikah, 71 %  dikeluarkan dari maupun putus sekolah, serta 85 % mendekap di penjara.

Apa yang sebaiknya, terutama kita sebagai para orangtua, lakukan demi mempersiapkan generasi anak-anak ? Kita akan belajar hari ini dari peran Daud terhadap pendidikan anaknya, Salomo.

1 Tawarikh 29 : 23 - 25
Kemudian duduklah Salomo sebagai raja menggantikan Daud, ayahnya, di atas takhta yang ditetapkan Tuhan; ia mendapat kemujuran, sehingga setiap orang Israel mendengarkan perkataannya. Lalu semua pemimpin dan pahlawan, juga semua anak raja Daud mengakui kekuasaan raja Salomo. Tuhan membuat Salomo luar biasa besar di mata seluruh orang Israel dan mengaruniakan kepadanya keagungan kerajaan seperti tidak pernah ada pada semua raja sebelum dia yang memerintah atas Israel.

Apa saja yang perlu kita pelajari serta lakukan dalam mempersiapkan anak-anak kita :

1.   Iman yang teguh
Daud menanamkan serta mengajarkan kepada anaknya agar takut akan Tuhan dan menaati tuntunan Allah, supaya berhasil dalam kehidupannya. Investasikan waktu kita untuk memperkenalkan anak-anak kita kepada Tuhan senantiasa.

1 Tawarikh 28 : 9
Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.

2.   Visi yang jelas
Daud membagikan, mengimpartasikan atau meneruskan visi hidup yang dari Tuhan kepada anaknya, Salomo. Demikian pula kita, sebagai orangtua, perlu punya visi yang jelas, keluarga seperti apa yang kita inginkan, bagaimana anak-anak kita kelak. Visi sangat menentukan.

1 Tawarikh 28 : 6 - 7
Ia telah berfirman kepadaku : Salomo, anakmu, dialah yang akan mendirikan rumah-Ku dan pelataran-Ku sebab Aku telah memilih dia menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi bapanya. Dan Aku akan mengokohkan kerajaannya sampai selama-lamanya, jika ia bertekun melakukan segala perintah dan peraturan-Ku seperti sekarang ini.  

3.   Nilai-nilai yang alkitabiah
Nilai-nilai apa pun yang kita yakini akan membentuk siapa diri kita. Ajari anak-anak kita nilai yang baik sesuai firman Allah, seperti kekudusan, kejujuran, integritas, kehormatan, melakukan yang terbaik, dan lainnya.

1 Tawarikh 28 : 20
Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya : Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab Tuhan Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.

4.   Informasi dan relasi yang baik
Daud secara jelas memberikan informasi apa pun, serta menjelaskan pengajaran kepada Salomo, maupun memperkenalkan berbagai relasi ataupun 'network' yang tepat bagi anaknya itu. Kita pun perlu informasi serta koneksi yang baik bagi anak-anak kita.

1 Tawarikh 28 : 11 - 13
Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari balai Bait Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya, kamar-kamar atas dan kamar-kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk tutup pendamaian. Selanjutnya rencana dari segala yang dipikirkannya mengenai pelataran rumah Tuhan, dan bilik-bilik di sekelilingnya, mengenai perbendaharaan-perbendaharaan rumah Allah dan perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus; mengenai rombongan-rombongan para imam dan para orang Lewi dan mengenai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Tuhan dan segala perkakas untuk ibadah di rumah Tuhan. 

5.   Otoritas dan hikmat yang tepat
Daud mengarahkan serta menunjukkan kepada Salomo siapa sang sumber hikmat yang sejati, yaitu Tuhan Allah sendiri. Daud pun mengafirmasi kepada rakyat yang ada bahwa Salomolah yang kelak akan memimpin dengan otoritas sebagai raja. Otoritas mesti diimbangi hikmat.

1 Tawarikh 28 : 8 & 21
Maka sekarang, di depan mata seluruh Israel, jemaah Tuhan, dan dengan didengar Allah kita, aku berkata kepadamu : Peliharalah dan tuntutlah segala perintah Tuhan, Allahmu, supaya kamu tetap menduduki negeri yang baik ini dan mewariskannya sampai selama-lamanya kepada anak-anakmu yang kemudian … Sesungguhnya, rombongan para imam dan para orang Lewi ada untuk melakukan segala ibadah di rumah Allah, dan ada beberapa sukarelawan yang ahli dalam setiap tugas yang dapat membantu engkau. Juga para pemimpin dan seluruh rakyat ini sepenuhnya ada di bawah perintahmu.

6.   Doakan senantiasa
Daud senantiasa mendoakan Salomo anaknya. Demikian pula hendaknya kita, sebab kita tidak akan pernah selalu menjaga anak-anak kita, dan hanya Tuhanlah yang mampu melakukannya. Mari kawal anak-anak kita dengan doa setiap hari, tiap saat. Jangan lepas dari doa.

1 Tawarikh 29 : 18 - 19
Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu. Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan.

3 Yohanes 1 : 4
Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.

Tuhan Yesus Memberkati