GBI PRJ (CK7)

Firman Tuhan hari ini berbicara tentang kuasa, serta menjadi saksi-saksi-Nya di manapun kita berada. Dengan kata lain, Ia sanggup memperluas kapasitas hidup kita. Karena itu, jika kehilangan pengharapan atau merasa tanpa jalan keluar, kembalilah serta berharap hanya pada-Nya. Sebab, telah berapa kali kita merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus, namun sudahkah sungguh-sungguh mengalami kuasa-Nya dalam hidup kita, perkara ilahi, dan menjadi duta kerajaan Allah?

Kisah Para Rasul 1:8-9
"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.

Lukas 17:32
Ingatlah akan isteri Lot!

Tuhan Yesus mengingatkan akan tindakan, sikap, serta keputusan istri Lot yang salah dalam sejarah tokoh Alkitab, supaya kita waspada dan tidak seperti itu. Jangan bangga cuma memiliki banyak materi ataupun hal-hal lahiriah lainnya, melainkan jalanilah keputusan yang terindah serta terbaik dalam Tuhan, yang akan berpengaruh serta berdampak terhadap banyak orang, bahkan generasi keturunan kita. Terutama, sebagai para orangtua, hati-hatilah apa yang kita wariskan bagi anak-anak, dan cucu kita.

Kejadian 19:30, 36-38
Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya … Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

Empat tindakan fatal atau salah dari istri Lot:

1.    Tidak peduli dan respons yang salah.
Berkali-kali mendengar, membaca, maupun menerima firman bukan jadi jaminan, demikian pula sekadar beribadah, memuji dan menyembah, melainkan apakah kita sungguh-sungguh memberi respons yang terbaik? Jangan seperti istri Lot yang tidak merespons dengan benar, sebab dia acuh tak acuh, atau tidak peduli. Jangan juga seperti Yudas Iskariot, melainkan jadilah seperti rasul Petrus, yang meski keduanya sama-sama pernah jatuh, namun responsnya berbeda, sehingga Petrus mengalami kuasa-Nya. Demikian pula, saat melayani Tuhan maupun pekerjaan lainnya, apakah sungguh-sungguh melaksanakannya sepenuh hati? Respons sangat menentukan.

Kejadian 19:15, 17, 22
Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini" … Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, p  larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap" … Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.

Kisah Para Rasul 5:15
Bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.

Matius 24:12
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

2.    Tidak menaati dan menyalahgunakan firman.
Sering kali, kita juga mungkin demikian. Misalnya, tidak mau mengampuni, padahal firman-Nya mengatakan agar mau mengampuni, tidak membalas ataupun tidak menghakimi. Kemudian, suami mesti mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat, serta istri yang tunduk atau hormat pada suami seperti kepada Tuhan (Efesus 5:22-25). Istri Lot juga tidak patuh atau taat pada perintah malaikat-Nya. Ingat, Ia pasti menepati serta melaksanakan janji-janji-Nya.

3.    Tidak menghargai kasih karunia.
Menjadi duta atau wakil siapakah kita saat ini—apakah kehidupan duniawi, ataukah kerajaan surga? Jika menyatakan diri sebagai wakil-Nya, kita akan menghargai kasih karunia Tuhan. Duta sebuah merek perusahaan saja pasti memberikan yang terbaik, apalagi kita mestinya sebagai duta besar atau brand ambassadors kerajaan surga. Juga, jangan menjadi egois, serta hanya selalu memikirkan diri sendiri, melainkan mulailah memikirkan jiwa-jiwa, melayani, mendoakan, memberkati, mengasihi, serta menolong mereka, supaya kita mengalami kuasa-Nya di hidup ini.

4.    Tidak mengasihi Allah. 
Sesungguhnya, orang-orang yang mengasihi Dia tidak mungkin acuh tak acuh, memberontak terhadap firman, serta akan menghargai kasih karunia. Jika istri Lot sungguh-sungguh mengasihi Allah serta mengutamakan perintah-Nya, dia tidak akan melakukan kesalahan yang fatal tersebut dalam hidupnya, dan sehingga tidak mengalami kuasa Tuhan. Orang Kristen tanpa kuasa akan berbeda dari orang Kristen yang dengan kuasa. Tanpa kuasa, terutama dari Roh Kudus, kita akan biasa-biasa saja. Hiduplah dengan kuasa-Nya.

Kiranya, jangan sampai bertahun-tahun kita merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus, bahkan puluhan tahun menjadi orang Kristen, tetapi tidak pernah sungguh-sungguh mengalami serta merasakan kuasa-Nya sama sekali dalam hidup kita, menjadi saksi-saksi-Nya, dan biasa-biasa saja.

Tuhan Yesus Memberkati