GBI PRJ (CK7)

Lima bulan sudah kita jalani di tahun 2023 ini, masihkah tahun untuk bangkit dan jadi pemenang itu kita imani dan pegang teguh, ataukah iman dan pengharapan kita perlahan-lahan luntur karena masalah dan pergumulan berat yang dialami ? Mari kita belajar dari kisah di Alkitab mengenai perempuan Kanaan yang percaya bagaimana memilih untuk memberikan respon yang benar ketika sepertinya Tuhan tidak menjawab.

Markus 7 : 24 - 30
Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya : Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. Tetapi perempuan itu menjawab : Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak. Maka kata Yesus kepada perempuan itu : Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu. Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Kisah ini juga dituliskan dalam kitab Markus 7 : 24 - 30. Namun ada perbedaan dalam penyebutan atau penulisan daerah asal perempuan tersebut. Kitab Matius 15 : 21 - 28 menyebutkan perempuan Kanaan dari daerah Tirus dan Sidon, sedangkan kitab Markus 7 : 24 - 30 menyebutkan perempuan Yunani bangsa Siro-Fenisia. Sesungguhnya penyebutan ini maksudnya sama hanya penulis menulis dari sudut pandang yang berbeda. Perlu kita ketahui bahwa Tirus dan Sidon adalah kota di Fenisia (kabupaten) di Siria (propinsi) – Siro Fenisia, penduduk asli Tirus dan Sidon (Fenisia) adalah keturunan Kanaan, dan Kanaan (non Yahudi) disebut dengan sebutan "Yunani".

Belajar dari perempuan Kanaan itu, jika ada masalah :

•   Rendahkan diri, datang kepada Tuhan.

Markus 7 : 27
Lalu Yesus berkata kepadanya : Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.

Perempuan Kanaan itu dikatakan percaya kepada Yesus, oleh karena itu dia memohon pertolongan dan meminta belas kasihan kepada Tuhan Yesus buat kesembuhan anaknya yang kerasukan setan, kita melihat bahwa dia juga turut merasakan penderitaan anaknya. Namun dikatakan Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Perempuan itu tidak pergi dan tinggal diam, dia kemudian berteriak-teriak minta tolong sampai murid-murid Yesus terganggu dan mau meminta Yesus untuk menyuruh perempuan itu pergi. Yesus menjawab murid-murid dengan "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Perempuan itu malah mendekat dan menyembah Yesus (proskuneo), terus meminta pertolongan, dia tetap berharap dan percaya akan pertolongan Yesus. Perempuan itu berjuang sampai mendapatkan pertolongan. Bahkan Yesus sepertinya merendahkan perempuan itu karena dia orang Kanaan, bahwa ia tidak layak/patut. Perempuan itu tetap beriman, dia memiliki kerendahan hati, dan percaya bahwa dalam ketidaklayakannya dia tetap meminta pertolongan dari Yesus. Perempuan itu pada akhirnya mendapatkan pertolongan dari Yesus, anaknya disembuhkan oleh Yesus, mujizat terjadi, bahkan ditulis bahwa Yesus memuji perempuan itu karena imannya yang besar.

• Tuhan ijinkan alami proses penundaan dan direndahkan.

Markus 7 : 28
Tetapi perempuan itu menjawab : Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.

Perjalanan iman perempuan Kanaan ini menjadi contoh bagi kita. Saat ada masalah, hendaklah kita berseru kepada Tuhan, namun kadangkala sepertinya Tuhan tidak menjawab doa kita, kata lain "dicuekin". Ketika hal itu terjadi, ini adalah ujian agar kita bisa naik kelas (level), masa untuk kita belajar lebih bertekun, percaya, mengandalkan, dan berharap kepada Tuhan. Seperti burung rajawali yang mengajarkan anaknya terbang, ketika anak rajawali dijatuhkan dan sepertinya didiamkan oleh induknya, namun pada satu titik diangkat kembali oleh induk rajawali, dan begitu seterusnya sampai anak rajawali itu bisa terbang. 

Oleh karena itu, jangan menyerah, teruslah mendekat dan menyembah Tuhan, sambil meminta pertolongan, terus berharap dan percaya akan pertolongan Tuhan. Bahkan ketika kita merasa tidak patut (layak) mendapatkan pertolongan, hendaknya kita tetap memiliki kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita tidak layak, namun dalam ketidaklayakan itu kita tetap percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan pertolongan-Nya. Saat sepertinya kita mengalami penolakan tetaplah mendekat, menyembah, percaya kepada Tuhan, sampai akhirnya Tuhan memuji apa yang kita lakukan, iman yang kita punya besar kepada-Nya, dan mujizat serta pertolongan-Nya kita terima dan alami.

Perempuan Siro-Fenisia itu menerima mujizat pertolongan Tuhan. Setan yang menyiksa anak perempuannya telah diusir keluar dan anak perempuan itu dibebaskan dan disembuhkan.

Markus 7 : 29 - 30
Maka kata Yesus kepada perempuan itu : Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.

Pertolongan Tuhan sesungguhnya sudah disediakan, melalui karya yang Dia kerjakan di atas kayu salib, bagian kita adalah beriman kepada Tuhan Yesus, walaupun di tengah ujian-ujian yang dialami. Tuhan pasti memberikan pertolongan, oleh karena itu jangan menyerah ataupun mundur.

Respon yang benar sangat diperlukan saat ujian iman diijinkan terjadi dalam hidup ini, belajar dari perempuan Kanaan tersebut mari berikan respon yang benar :

- Ketika ada masalah, rendahkan diri, datang kepada Tuhan

- Ketika alami penundaan, maka tetaplah beriman dan jangan komplain

- Ketika direndahkan, maka miliki kerendahan hati

Tuhan Yesus Memberkati