GBI PRJ (CK7)

Sebagai seorang percaya, kita bukan hanya jadi pengikut, tetapi juga murid yang bersedia dimuridkan dan memiliki hati seorang murid. Tuhan sendiri berkata bahwa, jagalah hati kita dengan segala kewaspadaan sebab dari situ terpancar kehidupan. Dalam terjemahan lain, 'kehidupan' disebut juga 'issues of life' atau persoalan-persoalan kehidupan. Jadi, kalau hati kita tidak beres, maka akan kesulitan. 

Faktor hati itu penting sekali. Tuhan melihat hati Saudara, sedangkan manusia hanya melihat di depan mata. Sering kali kita juga menilai seseorang dari kepemilikannya, posisi atau jabatannya, dan dalam konteks pelayanan adalah jumlah jemaat atau besar gerejanya. Namun, Tuhan melihat kedalaman serta kualitas hati kita. 

Seseorang bisa saja mau belajar, tetapi belum tentu mudah untuk diajar. Itulah sebabnya, penting sekali punya hati seorang murid. Jangan sampai kalah dari hewan, misalnya seekor anjing, yang memiliki kesetiaan dan mudah untuk diatur, dilatih, atau diajar. Pertanyaannya, apakah kita bisa menjadi seorang yang mau diajar dan memiliki hati seorang murid ?

Minat belajar tentu bagus dan penting daripada tidak punya minat belajar sama sekali. Namun, lebih dari itu, sikap yang mudah diajar ialah lebih penting. Sebab, ada saja orang yang memiliki minat belajar tinggi, namun tidak mudah untuk diajar. Jadi, yang terpenting bukanlah tentang apa atau bagaimana belajar sesuatu, melainkan lebih pada menjadi apa setelah belajar itu dan apakah mau berubah ? Israel ialah bangsa yang cerdas, namun Tuhan berkata bahwa mereka bebal. Jadi, bukan sekadar soal intelektual, tetapi hati mau untuk diajar. 

2 Timotius 3 : 7
Yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. 

Banyak orang suka belajar, tetapi tidak pernah sampai pada kebenaran, karena hanya menambah wawasan serta pengetahuan, namun hatinya tidak mudah diajar. Itulah sebabnya, banyak orang sombong ketika mengerti banyak hal, terutama firman yang mereka pelajari, tetapi tanpa hati yang mudah diajar. Tuhan bukan hanya rindu memenuhi kita dengan pengetahuan, tetapi juga supaya hati kita dapat memaknai hidup ini. Otak dipakai untuk menambah pengetahuan, namun hati untuk memperoleh hikmat serta pengertian. 

Ciri-ciri orang yang memiliki hati mudah diajar :

• Percaya kepada Tuhan dan seluruh kebenaran-Nya.
Ini nomor satu sebagai murid Tuhan, karena kita akan sulit diajar bila dasarnya bukan firman. Sebab acuan mengajar seseorang dalam kekristenan adalah Tuhan sendiri dan kebenaran-Nya. Kalau tidak percaya firman-Nya, bagaimana mungkin bisa menjadi murid-Nya ? Mau ikut seminar di mana dan berapa kali pun seseorang akan sulit untuk dinasihati atau diajar tanpa hati yang mau percaya pada Tuhan dan seluruh kebenaran-Nya. 

Sah-sah saja memakai pikiran dan pengetahuan, namun jika ingin memperoleh hikmat dan pengertian dari Tuhan tentang hidup ini, kita perlu mengetahui serta mengenal pikiran dan isi hati-Nya, bukan bersandar pada pengertian sendiri. 

Amsal 3 : 5
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. 

Ibrani 11 : 3
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. 

• Sadar masih banyak hal yang belum kita ketahui.
Begitu banyak hal dalam hidup ini yang belum kita ketahui. Misalnya saja, COVID-19. Demikian pula, banyak pekerjaan Tuhan yang mungkin tidak sempat tercatat dalam Alkitab. Tuhan memberi pengertian kepada kita secara progresif atau bertahap. Jadi, masih banyak hal yang belum kita ketahui. 

Yohanes 21 : 25
Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. 

Daniel 12 : 4
Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah. 

Yohanes 13 : 7
Jawab Yesus kepadanya : Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.

• Hati yang rela bertobat dan takut akan Dia.
Daud punya hati yang mudah bertobat serta tidak mengulangi kesalahannya. Ia takut akan Tuhan. Sementara itu, mungkin masih banyak kita yang berbuat dosa, tidak mau bertobat, dan malah kembali melakukannya. Milikilah hati yang mau bertobat, takut akan Dia, serta menjauhi kejahatan. 

Daud menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan (a man after God's own heart), karena dari waktu ke waktu ia senantiasa bersekutu, bertanya-tanya, serta bergaul dengan Tuhan. Daud berdoa supaya Ia menyelidiki hatinya, sebab ia tidak tahu isi hatinya, sehingga ia juga peka terhadap suara-Nya dan mudah diajar oleh-Nya. 

Yohanes 8 : 11
Jawabnya : Tidak ada, Tuhan. Lalu kata Yesus : Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.

Yohanes 5 : 14
Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya : Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.

Amsal 1 : 7 
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. 

• Mau menyimak dan mendengarkan terlebih dahulu.
Ada orang yang terus-menerus berbicara, tanpa pernah mau mendengar terlebih dulu. Soal berkomunikasi bukanlah banyak bicara, melainkan belajar mendengarkan. Orang yang mudah diajar akan banyak diam terlebih dulu, mendengarkan, menyimak, dan menjadikannya bahan untuk belajar. Orang yang berdiam dan mau mendengarkan itu bijak.  

Amsal 17 : 28 (versi FAYH)
Orang yang penuh pengertian dan tidak banyak bicara adalah orang bijaksana; orang bebal sekalipun dianggap bijaksana pada waktu ia diam. Karena itu, sebaiknya ia tutup mulut. 

• Mengerti proses penajaman serta pendewasaan itu penting.
Kalau kita mau jadi orang yang mudah diajar, maka interaksi dengan sesama, serta masalah-masalah yang ada akan kita anggap sebagai proses mendewasakan dan menajamkan diri. Orang yang mau belajar tidak akan gampang kecewa, bersungut-sungut, atau marah-marah sewaktu proses penajaman, tetapi justru mengerti itu merupakan proses pembentukan yang dipakai Tuhan melalui masalah dan orang lain. Karena itu, jadilah orang yang punya hati seorang murid ('a teachable heart'). 

Amsal 27 : 17 (versi VMD)
Sepotong besi menajamkan besi lainnya, demikian juga orang yang bersahabat saling mengingatkan. 

Tiga cara menjadi orang yang mudah diajar :

1. Jangan biarkan kekecewaan, kepahitan, atau kebencian menguasai hati.
Semua itu justru jadi penghambat untuk hati yang mudah diajar. Dengan begitu, hati kita akan keras dan tidak mudah diajar. Orang yang hatinya pahit pasti omongannya juga pahit. Orang yang hatinya terluka pasti akan melukai orang lain. Maka itu, tuntaskanlah semua kekecewaan tersebut di bawah kaki Tuhan. Jangan lagi sering membicarakannya ataupun menggemborkannya kepada orang lain. Berjalanlah bersama Tuhan, minta karunia-Nya untuk menyelesaikan apa yang mengganjal di hati, sehingga kita akan pulih. Jangan biarkan kekecewaan, sakit hati, kepahitan, dan kebencian menguasai. 

Ibrani 12 : 15 (versi TSI)
Berjaga-jagalah supaya jangan seorang pun di antara kalian yang berhenti berpegang kepada kebaikan hati Allah. Karena kalau ada orang yang seperti itu, dia akan menjadi seperti tanaman beracun yang bisa meracuni orang-orang di antara kita, sehingga banyak orang tertular dengan kenajisannya. 

2. Tetap tinggal dalam pengurapan Tuhan.
Tinggal dalam urapan Tuhan akan memudahkan kita untuk mau diajar. Dengan pengurapan Tuhan, kita akan punya hati yang mudah diajar, sehingga sebelum orang lain menasihati, Roh Kudus dapat berbicara kepada kita, sehingga cukup bagi kita ketika ada orang lain yang menegur kita karena berbuat salah, kita juga tidak akan berbelit-belit. Itulah yang dilakukan Daud. Karena itu, kalau mau jadi orang yang punya hati mudah diajar, tetaplah dalam pengurapan-Nya. 

1 Yohanes 2 : 27
Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

3. Tuhan bisa mengajar siapa saja, spa saja, dan lapan saja.
Ia bisa mengajari kita kapan saja, tentang apa saja, dan melalui siapa saja. Jangan sampai mengalami seperti raja Yosia yang akhirnya terbunuh (2 Tawarikh 35 : 20 - 27). Kadang kita tidak menyadari, ada orang yang tidak kita sangka dapat Tuhan pakai untuk mengajari kita. Peka dan  waspadalah, Tuhan dapat memakai seseorang untuk menegur dan menasihati kita. Belajarlah dari raja Daud ketika dikutuki Simei (2 Samuel 16 : 5 - 14). Daud punya hati yang mudah diajar karena ia yakin Allah bisa pakai siapa saja. Bahkan, Tuhan sanggup memakai seekor keledai (Bilangan 22 : 21 - 35).  

Belajarlah pula untuk melihat orang-orang di sekitar, yang mungkin lebih muda ataupun biasa-biasa saja. Mereka dapat memberitahu atau menasihati kita. Jika kita punya hati yang mau diajar, Tuhan bisa pakai mereka. Belajarlah dari pahlawan dan panglima tentara raja Aram, yakni Naaman yang mau mendengarkan nasihat serta saran dari seorang pelayan perempuan (2 Raja-raja 5 : 1 - 27). 

Mari miliki hati seorang murid, hati yang mudah diajar. Dengan begitu, kita akan belajar banyak dari Tuhan, bukan hanya melihat masalah-masalah yang kita hadapi, melainkan juga belajar begitu banyak hal dari-Nya, serta siap menjadi seorang murid Tuhan, melihat kebesaran-Nya, memuliakan Dia, dan menjalani hidup ini dengan penuh sukacita, pengertian, serta kemenangan, bahkan lebih daripada seorang pemenang. 

Tuhan Yesus Memberkati