GBI PRJ (CK7)

Virus yang ada pasti akan memunculkan vaksin untuk bisa menanggulanginya. Belajar dari hubungan antara virus dan vaksin tersebut, begitu juga bagi orang percaya, ketika ada pergumulan dan persoalan maka hendaknya ada sesuatu yang kita pelajari untuk bisa bangkit dan jadi terang.

Mari lihat kisah dalam Matius 25 : 14 - 30 mengenai perumpamaan tentang talenta. Dalam kisah itu kita melihat ada tiga orang hamba yang dititipkan talenta, masing-masing berbeda, ada yang lima talenta, tiga talenta dan satu talenta. Hamba yang dititipkan lima dan tiga talenta mereka mengerjakannya dan memperoleh hasil bahkan melipatgandakan talenta tersebut. Namun, hamba yang diberikan satu talenta malah berdiam diri, mengubur talenta itu, sehingga pada akhirnya tidak ada hasil yang dapat dia berikan kepada tuannya.

Paradox anak Tuhan :

- Masalah adalah tanda ketidakhadiranTuhan dalam kehidupan (virus sukacita)

- Anak Tuhan harus selalu sehat dan diberkati (virus berkat)

- Sakit adalah tanda kutuk (virus kesehatan)

- Berdoa dan berpuasa adalah tugas pendeta dan pengerja gereja (virus penugasan)

Belajar dari apa yang terjadi di empat negara berikut, Singapura, Bhutan, India, Amerika Serikat, bagaimana negara-negara tersebut menanggulangi virus yang muncul.

- Singapura; virus berupa kiasu, pendidikan, dan biaya hidup. Vaksin berupa tangguh, pintar mendunia, dan pengelolaan.

- Bhutan; virus berupa slow living, less challenge, carbon negative. Vaksin berupa fighter, breakthrough, modernity.

- India; virus berupa jumlah penduduk, persaingan, keberagaman. Vaksin berupa demografi, skillfull, unity.

- Amerika Serikat; virus berupa tunjangan hidup, kekerasan, Kristen tertidur. Vaksin berupa fighter, kasih, pencurahan Roh Kudus.

Dari empat negara tersebut ketika menghadapi tantangan kita belajar untuk tetap menolong orang lain, ada terobosan dalam hidup, tidak pilih-pilih dan mandiri.

We learn from something and we set up target by learning in balance. Kita belajar dari sesuatu dan menetapkan target dengan belajar dari keseimbangan.

Kita harus memiliki kehidupan yang seimbang, antara keluarga, pekerjaan, pelayanan dan hobi, hendaknya masing-masing mempunyai porsi yang sama yaitu 25%.

Life indicator :

1. Menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani

2. Memperhatikan kesehatan mental pribadi dan orang lain

3. Kerjakan hobi yang membangun karena kita perlu menghargai diri kita atas semua perjuangan yang sudah dilalui

Setiap kita tidak pernah luput dari masalah, ada tantangan yang kita hadapi, namun tahun ini adalah tahun bangkit jadi teranglah, oleh karena itu :

1. Jangan cengeng.

2. Tidak ada satu metode sempurna dalam hidup, semua adalah kombinasi pembelajaran.

3. Miliki karakter tangguh, rajin berdoa dan berpuasa, suka menabur dan menolong orang lain.

Tuhan Yesus Memberkati