GBI PRJ (CK7)

Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya dan kesudahan dunia ini, Ia menjawab seperti yang salah satunya terdapat dalam ayat berikut ini.

Matius 24 : 14
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.

Tuhan Yesus pasti datang kembali, karena itu Dia memberikan Amanat Agung, agar kita pergi dan menjadikan semua bangsa murid-murid-Nya. Ini juga berarti penuaian jiwa besar-besaran sebelum Tuhan Yesus datang kembali. Nah, bagaimana proses menyelesaikan Amanat Agung ataupun penuaian jiwa-jiwa yang terbesar dan terakhir sebelum Ia datang kembali?

Untuk menyelesaikan Amanat Agung, tidak bisa memakai kekuatan sendiri. Karena itu, pesan terakhir-Nya sebelum naik ke surga kepada murid-murid-Nya, yang juga berarti kita semua, adalah dengan kuasa Roh Kudus. Jadi, untuk menyelesaikan Amanat Agung, harus menerima kuasa dari Roh Kudus yang tercurah atas kita.

Kisah Para Rasul 1 : 8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

Waktu itu, dengan disaksikan para murid-Nya, Tuhan Yesus naik ke surga. Setelah itu, 120 murid-Nya berkumpul di kamar loteng Yerusalem. Mereka melakukannya karena Ia memerintahkan mereka agar tidak meninggalkan kota Yerusalem sebelum diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi. Tuhan Yesus berkata, “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”

Nah, apa yang dilakukan 120 murid tersebut di kamar loteng? Alkitab berkata, mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, memuji, dan menyembah Tuhan siang dan malam. Inilah prinsip Restorasi Pondok Daud, dan Menara Doa. 

Setelah sepuluh hari mereka melakukan itu, maka pada hari raya Pentakosta, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk. Lalu, tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran, dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka, penuhlah mereka dengan Roh Kudus, dan mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka.

Itu adalah bahasa roh. Jadi, tanda awal orang yang dibaptis dengan Roh Kudus adalah akan berbahasa roh. Lalu, apa yang terjadi setelah murid-murid-Nya dipenuhi dengan Roh Kudus? 

•    Yang pertama, Petrus berkhotbah sekitar 5 menit, dan kira-kira 3.000 orang bertobat, dan dibaptis. Petrus berkhotbah dengan kuasa Roh Kudus. Pada zaman itu, populasi penduduk dunia sekitar 255 juta orang, sekarang kira-kira 8 miliar. Jadi, 3.000 orang yang bertobat dan dibaptis waktu itu setara dengan sekitar 94.000 orang saat ini.

•    Yang kedua, mereka dipakai untuk menyatakan tanda-tanda dan mujizat sehingga banyak orang bertobat, Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang yang lumpuh sejak lahirnya, bayangan Petrus bisa menyembuhkan orang sakit, bahkan sapu tangan atau kain yang pernah dipakai Paulus jika diletakkan pada orang sakit atau dirasuk setan, maka orang itu akan sembuh.

Dalam Markus 16:15-18, Tuhan Yesus berkata, kalau kita pergi untuk memberitakan Injil, maka tanda-tanda dan mujizat akan menyertai kita. Sejak tahun 2006, saya diperintahkan Tuhan untuk mengadakan Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Selama 13 tahun, kita sudah mengadakan 318 kali kebaktian tersebut. Setiap kali berkhotbah, saya pasti memberitakan Injil. Tanda-tanda dan mujizat terjadi. Saya diizinkan Tuhan melihat serta mengalami mujizat seperti yang dilakukan Tuhan Yesus pada 2.000 tahun yang lalu. 

•    Yang ketiga, cara hidup mereka berubah, sehingga banyak orang yang bertobat. 
Pertama, mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dan persekutuan. Ini juga bisa diartikan suka membaca Alkitab. Kalau kita suka membaca Alkitab, itu akan menuntun jalan kita hidup benar sesuai dengan firman, menjadi orang yang berintegritas, dan membuat orang lain bertobat.

Mazmur 119 : 105
Firman-Mu itu  pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Kedua, mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti, dan berdoa. Ini bisa diartikan hidup dalam unity atau kesatuan hati, serta senang berdoa. Hari-hari ini, saya melihat melalui Menara Doa, bahwa ada doa, pujian, dan penyembahan dalam unity siang dan malam. Saya percaya, kalau Tuhan sudah berikan kepada kita beban untuk berdoa seperti ini, maka ini merupakan tanda Pentakosta Ketiga yang dahsyat akan terjadi, dan penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.  

Ketiga, mereka suka memberi, sehingga tidak ada yang berkekurangan. Hari-hari ini, Tuhan menghendaki kita agar suka memberi. Alkitab berkata, adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.  

Lukas 6 : 38 (TB2)
Berilah dan kamu akan diberi: Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Keempat, mereka selalu bergembira dan dengan tulus hati sambil memuji Allah. Jadi, melalui semua perubahan-perubahan yang terjadi dalam cara hidup mereka itulah yang membuat banyak orang bertobat. Mereka juga disukai semua orang, dan tiap-tiap hari jumlah orang yang diselamatkan bertambah.

Tetapi, mungkin waktu itu mereka menganggap pola penuaian jiwa hanya seperti itu, sehingga sebagai orang-orang percaya, mereka hidup dalam zona nyaman. Mereka biasa berkumpul dalam unity sambil membaca Alkitab, berdoa, dan memuji Tuhan dengan sukacita, dan tidak ada yang berkekurangan. Jika demikian, siapa yang tidak mau menjadi orang Kristen.

Ternyata, supaya penuaian jiwa bertambah besar, Tuhan izinkan proses berikutnya terjadi, yaitu aniaya menimpa jemaat di Yerusalem. Selain rasul-rasul, maka mereka harus lari meninggalkan Yerusalem, pergi ke Yudea dan Samaria sambil memberitakan Injil. Kalau tadinya penuaian jiwa hanya terjadi di Yerusalem, sekarang menyebar ke seluruh Yudea dan Samaria, serta pola penuaian jiwa seperti ini masih terjadi sampai hari ini.

Catatan sejarah gereja selama berabad-abad menunjukkan, semakin gereja ditekan, justru Injil semakin menyebar, dan diberitakan di mana-mana. Karena itu, Tuhan izinkan hari-hari ini penderitaan, aniaya terjadi di antara orang-orang percaya supaya terjadi penuaian jiwa lebih besar.

Namun, pola penuaian jiwa di atas belum menyelesaikan rencana Tuhan, karena selain harus terjadi di Yerusalem, seluruh Yudea dan Samaria, tetapi juga mesti sampai ke ujung bumi. Tuhan punya cara untuk membuat penuaian jiwa sampai ke ujung bumi, yaitu terjadinya perubahan paradigma dalam pelayanan. 

Selama ini, pengertian tentang keselamatan hanya untuk orang-orang Yahudi. Tetapi, melalui peristiwa Kornelius, ketika Petrus diutus Tuhan untuk mendatangi dia yang bukan orang Yahudi, untuk memberitakan jalan keselamatan, akhirnya para murid mengerti ternyata keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi, melainkan semua bangsa. Dan ini mengakibatkan penuaian jiwa besar-besaran. Jadi, mereka tidak hanya mengabarkan Injil di Yerusalem, Yudea dan Samaria, tetapi sekarang mereka, termasuk kita juga, pergi ke seluruh dunia.

Proses perubahan paradigma dalam pelayanan itu tidak mudah. Petrus harus diyakinkan oleh Tuhan, bahwa kalau Tuhan berkata halal, jangan kita berkata haram. Orang-orang yang bukan Yahudi adalah “haram” di mata orang Yahudi. Proses itu masih terus berlanjut untuk memberikan pengertian kepada orang-orang Yahudi, golongan bersunat, dan orang-orang Farisi yang sudah bertobat. Mereka berpendapat, orang bukan Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus, harus disunat, dan diwajibkan mengikuti hukum-hukum Musa. Tetapi, melalui sidang di Yerusalem, akhirnya mereka mengerti dan menerima bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang-orang Yahudi, tetapi untuk semua bangsa.

Di awal pelayanan, saya termasuk salah seorang yang dipakai Tuhan untuk melakukan paradigma yang baru dalam pelayanan untuk menyelesaikan Amanat Agung. Misalnya,  tentang membuka gereja baru; cara ibadah dengan doa, pujian dan penyembahan, termasuk menggunakan bahasa roh untuk memuji dan menyembah Dia; tempat ibadah yang dilakukan bukan di gedung gereja; juga Pentakosta Ketiga. Semua itu selalu diawali dengan pro dan kontra, sama seperti yang terjadi pada waktu zaman Kisah Para Rasul. 

Pada tahun 2009, Tuhan berbicara kepada saya, bahwa Dia akan mencurahkan Roh Kudus, sehingga akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang dahsyat. Saat Roh Kudus dicurahkan, akan terjadi peristiwa seperti dalam Yoel 2:28-32, bahwa akan ada tiga tanda: Pertama, sesuai Yoel 2:28-29 bahwa anak-anak, pemuda, dan orangtua akan dipakai Tuhan secara luar biasa. Kedua, sesuai Yoel 2:30, akan terjadi mujizat yang luar biasa. Dan ketiga, sesuai Yoel 2:31, akan terjadi guncangan-guncangan yang dahsyat. Dengan adanya tiga tanda ini, maka Yoel 2:32 akan digenapi. Banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan, dan mereka akan diselamatkan. Ini berarti terjadi penuaian jiwa yang besar. 

Sejak tahun 2009, hampir di setiap khotbah, saya selalu mengingatkan tentang guncangan-guncangan tersebut. Dan ini terjadi hampir sekitar 10 tahun. Tidak ada yang mengira guncangan itu ialah pandemi Covid-19, yang terjadi di Indonesia mulai 02 Maret 2020. Kita melihat selama ini, adanya Covid-19 ini telah membuat perubahan paradigma pelayanan. Pelayanan secara online terbukti merupakan alat untuk mempercepat penyelesaian Amanat Agung, dan banyak orang yang mendengar dan mengenal Injil. 

Pada 08 Februari 2023, terjadi kebangunan rohani di Asbury University, Kentucky. Di sana, mereka berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam, seperti prinsip Restorasi Pondok Daud dan Menara Doa. Kebangunan rohani ini menyebar ke kampus-kampus lain di Amerika Serikat, seperti di Lee University, Oral Robert University, dan lainnya. Dan berita kebangunan rohani itu melanda seluruh dunia.

Revival atau kebangunan rohani di Asbury University merupakan bagian penggenapan Pentakosta Ketiga, yaitu Tuhan melawat “Generasi Yeremia” yang merupakan anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan akan memenangkan banyak jiwa.

Melalui peristiwa ini, Tuhan menunjukkan pola penuaian jiwa ke depan, sampai Tuhan Yesus datang kembali, ialah melalui Menara Doa, yakni doa, pujian dan penyembahan bersama-sama secara unity siang dan malam. Pelayanan seperti ini di kampus-kampus sudah berakhir, tetapi Tuhan sedang memunculkan di Amerika Serikat yang disebut dengan Third Pentecost Azusa Street Prayer Tower, yang merupakan tempat untuk berdoa bagi kebangunan rohani global Pentakosta Ketiga, pelayanan, dan pelatihan di pusat kota Los Angeles, California. Lokasinya sekitar 25 meter dari kebangunan rohani Azusa Street yang dipimpin William Seymour pada 1906. 

Azusa Street Prayer Tower ini adalah penggenapan nubuatan dari Cindy Jacobs, bahwa Gerakan Pentakosta Ketiga dimulai dari Timur ke Barat, dan Barat ini mengacu pada Amerika Serikat. Lalu, dari Amerika Serikat akan menyebar ke seluruh dunia, dan kembali ke Yerusalem.

Banyak hamba Tuhan menyatakan, kita harus memperhatikan saksama sampai tahun 2033. Mengapa? 2033 adalah peringatan 2.000 tahun kematian, kebangkitan, dan kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Juga, peringatan yang ke-2.000 tahun pencurahan Roh Kudus, yang berarti
peringatan hari ulang tahun yang ke-2.000 bagi gereja Tuhan, dan peringatan 2.000 tahun dimulainya Amanat Agung. 

Visi yang didapatkan oleh gerakan Empowered21 adalah pada hari Pentakosta 2033, setiap orang (EVERYONE) akan mengalami kesempatan berjumpa secara autentik dengan Tuhan Yesus melalui kuasa dan kehadiran Roh Kudus.

Ps. Rick Warren dari aliran gereja Baptis menyatakan, tahun 2033 adalah gol untuk menyelesaikan Amanat Agung. 

Tuhan memberikan tuntunan untuk menyelesaikan Amanat Agung pada tahun 2033. Kita seperti orang Israel yang dipimpin oleh Yosua untuk memasuki Tanah Perjanjian, yaitu melalui jalan yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Mereka dituntun oleh tabut Allah. Jarak antara tabut Allah dengan orang Israel yang mengikutinya harus sekitar 2.000 hasta. Tidak boleh terlalu dekat, juga tidak boleh terlalu jauh.

Untuk itu, mereka harus menguduskan diri. Kita juga akan dituntun oleh Roh Kudus dengan cara yang sama. Saya percaya, pola penuaian jiwa untuk menyelesaikan Amanat Agung adalah melalui doa, pujian, penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam. Inilah Prinsip Restorasi Pondok Daud, dan Menara Doa.

Pada 15 Maret 2024 yang lalu, Tuhan berbicara kepada saya, bahwa sekarang kita memasuki kebangunan rohani tahap berikutnya, yang berarti tahap-tahap yang terakhir.

Pada 16 Maret 2024, saya mendapatkan konfirmasi dari nubuatan James W. Goll, yaitu sekarang kebangunan rohani yang besar, dan kebangkitan generasi anak-anak muda sudah dimulai (kick off)!

Pada 03 sampai 05 Juli 2024 mendatang, akan diadakan EveryONE Asia 2024, Reaching Every Person On Earth, di SICC atau Sentul International Convention Center. 

Tuhan memberikan pengertian, bahwa ini adalah trigger atau gong dimulainya kebangunan rohani yang terbesar dan terakhir secara global untuk Generasi Yeremia. Dan untuk menyelesaikan Amanat Agung, tidak bisa memakai kekuatan sendiri, melainkan harus dengan kuasa Roh Kudus, karena itulah kita mesti dipenuhi oleh Roh Kudus. 

Tuhan Yesus Memberkati