GBI PRJ (CK7)

Allah akan memberi diri-Nya diketemukan bagi orang-orang, yang dengan kesungguhan serta ketulusan hati mencari Dia. Sesungguhnya, seperti halnya seekor rusa tanpa air tidak akan pernah bisa hidup, demikian pula jiwa kita tanpa Tuhan dan hadirat-Nya, akan kekeringan serta mati. Karena itu, rindukanlah kehadiran-Nya setiap waktu.

Mazmur 42 : 1 - 6
Kerinduan kepada Allah -- Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah? Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?" Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Bagaimana dengan kita hari-hari ini?

Apakah masih rajin serta rindu beribadah dan datang kepada Tuhan? Masihkah kita merajut hubungan yang pribadi serta makin akrab dengan-Nya? Tanpa-Nya, kita tidak berdaya, namun bersama dengan Dia, maka kita akan tetap kuat! Ibadah mengandung janji-janji Tuhan, kekuatan yang baru, dan pengharapan, serta segala hal yang bersifat kekal.

Ibrani 10 : 25
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. 

Kita dapat belajar dan melihat dari pengalaman hidup Daud, yang bahkan mengalami pemberontakan dari anaknya sendiri, yakni Absalom—yang juga pernah menjalani pengalaman pahit dalam hidupnya (2 Samuel 13 : 1 - 39 – 2 Samuel 16 : 1 - 23). 

Daud berharap, serta berpegang pada janji Tuhan secara sungguh-sungguh. 

Tidak ada cara lain, selain datang kepada Allah, membaca dan merenungkan firman-Nya, memiliki saat-saat pribadi dengan Tuhan, perjalanan bersama Dia, agar jiwa kita dipuaskan dan merasakan kedamaian. Jiwa kita tidak bisa dipuaskan secara sepenuhnya apabila melalui hal-hal lain, maupun yang duniawi, dan sekadar materi.

Bersyukurlah, kita punya Allah yang hidup; bukan Tuhan yang mati! Yesus sudah bangkit dari kematian di kayu salib dan lubang kubur—demi menebus dosa umat manusia! Kita memiliki janji untuk hidup selama-lamanya bersama Dia di surga. Mata-Nya mengawasi di segala tempat, baik terhadap orang-orang benar, maupun orang yang jahat.

Daud juga beriman kepada Tuhan dalam segala waktu dan keadaan, percaya pada janji-janji-Nya, serta bahwa Ia pasti sanggup menolong, membawa pemulihan, perubahan. Daud mempercayakan diri dan hidupnya sepenuhnya kepada-Nya, bukan hanya mengandalkan logika atau pemikiran, serta dirinya sendiri, dan orang lain. Meski masih ada masalah, persoalan, pergumulan, dan air mata, tertekan, serta lainnya, baik mungkin oleh karena diri sendiri maupun orang lain, tidak pernah sekalipun ia meragukan kasih, janji, kuasa, kemampuan Allah. Karena itu, kita juga janganlah berlari kepada yang lain.

Jadilah seperti Daud yang seperti demikian.

Biarlah orang-orang melihat Tuhan melalui diri dan hidup kita, yang senantiasa percaya kepada Tuhan yang menyembuhkan, menolong, memimpin langkah hidup setiap kita. Mujizat masih ada. Ingatlah, dan saksikanlah kebaikan-kebaikan Tuhan Yesus Kristus! Jangan pernah melupakan Dia.

Bersyukurlah juga atas setiap kesempatan untuk melayani Dia. 

Apa pun situasi dan masalah yang sedang kita hadapi saat ini, memuji, menyembah, dan berharap pada Tuhan mesti menjadi ciri khas, serta gaya hidup kita, orang-orang percaya, agar kita menjadi berkat, berkemenangan, bangkit, dan terang, hari demi hari.

Tuhan Yesus Memberkati