GBI PRJ (CK7)

Lukas 1 : 28 - 38 (TB2)
Ketika datang kepada Maria, malaikat itu berkata, Salam, hai engkau yang dikaruniai ! Tuhan menyertai engkau. Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya didalam hatinya, apa maksud salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau harus menamai Dia : Yesus ... Kata Maria kepada malaikat itu, Bagaimana mungkin hal itu terjadi karena aku belum pernah berhubungan dengan laki-laki ? Jawab malaikat itu kepadanya, Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau. Anak yang dilahirkan itu kudus dan akan disebut Anak Allah. ... Sebab, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Kata Maria “Aku ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Langkah pertama dalam mengejar ketaatan adalah mengetahui apa yang sedang Allah minta untuk kita kerjakan (1 Raja-Raja 2 : 3).

Firman Tuhan mengatakan bahwa Maria “terkejut” ketika malaikat Gabriel memberi salam kepadanya. Bukan sekedar terkejut, tetapi juga menjadi bingung. 

Apa arti salam dari sorga itu ?

1. Sadar akan kasih karunia Allah (ayat 28-30)
Waktu malaikat Gabriel bertemu dengan Maria, dimulai dengan ucapan berkat “Salam, hai engkau yang dikaruniai.” Kata Salam ini diterjemahkan sebagai arti “bergembiralah atau berbahagialah engkau yang telah beroleh kasih karunia di hadapan Allah”. Salam dari sorga menandakan di mana Allah menyatakan betapa dalamnya kasih karunia Allah kepada manusia yang berdosa dan Tuhan bisa datang kepada siapa saja untuk dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya.

2. Sadar akan keajaiban Allah (ayat 31-34)
Maria bertanya kepada Malaikat, bagaimana mungkin hal itu terjadi ? Secara logika, tidak mungkin Maria bisa hamil, dia belum bersuami, jadi rasanya tidak akan dapat merasionalisasikan keajaiban yang diperbuat oleh Allah. Perbincangan antara Maria dan malaikat Gabriel menghasilkan sebuah paradigma baru, Maria yang pada awalnya tidak percaya akhirnya dapat mempercayai bahwa Allah adalah sumber keajaiban. Ia melihat sebuah realitas mujizat Allah dengan mata kepalanya sendiri, saudara sepupunya yang bernama Elisabet yang dikatakan mandul, dapat hamil dan beroleh seorang putera bernama Yohanes Pembaptis. “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”. Kabar baik dari sorga bahwa Allah kembali melakukan keajaiban-Nya atas umat manusia karena memang Allah diam selama 400 tahun bagi umat-Nya.

3. Sadar sebagai hamba Tuhan (ayat 35-38)
Kesadaran diri Maria sebagai hamba terungkap dari apa yang dikatakannya Sesungguhnya aku ini adalah Hamba Tuhan. Satu hal yang dapat dilakukannya terhadap pesan itu yaitu : sikap tunduknya, dengan kesadaran sebagai hamba, Maria menunjukkan sikap hati yang taat dan berserah kepada perintah Allah dan mendeklarasikan bahwa segalanya adalah Allah yang berdaulat. Kalimat ajaib dari penyerahan jiwa yang murni yang patut kita teladani : Jadilah padaku menurut perkataan itu. Inilah yang membuat Allah dengan leluasa berkarya di dalam hidupnya. 

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari keyakinan iman Maria sebagai perempuan yang dikasihi Allah ?

1. Menjadi rekan kerja Allah yang dipercaya. 
Allah mempercayakan rahasia yang paling sensitif dari strategi Allah untuk menebus umat manusia. 1 Korintus 4 : 1 - 2 mengatakan, bahwa pada akhirnya sebagai pelayan Kristus, kepada kita dipercayakan rahasia Allah, dan dituntut untuk dapat dipercaya. Kita telah dipilih dan dipercayai oleh Tuhan untuk terlibat dalam rencana keselamatan yang sudah ditentukan-Nya. Pesan dari sorga bagi kita semua, jadilah orang yang mendapatkan kepercayaan dari Tuhan.

2. Kemenangan melalui berserah
D.L. Moody “Sampaikanlah permohonan Anda di hadapan Allah, dan kemudian katakan, “Kehendak-Mu lah yang jadi, bukan kehendakku.” Pelajaran paling manis yang saya pelajari di sekolah Allah adalah membiarkan Allah memilih untuk saya”. 

Bila mau jujur, rasanya sulit untuk menjawab kehendak Tuhan dengan kata “terserah atau berserah” karena dalam diri kita sendiri masih ada keinginan agar kehendak kita sendiri yang terjadi. Keputusan Maria berserah menjadi bagian dari karya keselamtan bagi dunia. Satu hal yang membantu kita berserah adalah belajar bahwa Tuhan adalah sosok yang paling tenang di tengah badai untuk melepaskan persoalan kita. Dalam Yesaya 46 : 4 mengatakan bahwa sampai masa tuamu, Aku tetap Dia dan bahkan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu, Tuhan menyertai di sepanjang perjalanan hidup kita.

Tantangan : Tidak mengerti namun percaya.
Keraguan Maria sirna, berubah dengan kesadaran dirinya sebagai hamba Allah. Allah dan pekerjaan-Nya bukan untuk dimengerti melainkan untuk dipercayai. Sebagaimana bukti dari ketaatan Maria adalah kesiapannya untuk mendengar dan melakukan yang Tuhan kehendaki. Demikian juga kiranya kitapun dapat berkata kepada Allah Bapa, Tuhan apa yang Kau kehendaki untuk aku perbuat ? (Kisah Para Rasul 9 : 6), jadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Pesan Firman :
1. Apakah yang diminta oleh Allah untuk kita kerjakan ? Pesan dari Sorga mengatakan Jangan takut, hai kamu sekalian umat-Nya, sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah. Natal menghilangkan ketakutan, Natal membawa kedamaian, Natal mengoreksi iman percaya kita. 

2. Keadaan yang serba berubah dalam hidup ini menuntut kita untuk selalu percaya kepada Tuhan. Mazmur 32 : 10 mengatakan Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada Tuhan  dikelilingi-Nya dengan kasih setia. Seperti sikap Maria yang berani, percaya, dan berserah penuh dan berkata : sesungguhnya aku ini hamba, jadilah padaku menurut perkataan-Mu, demikianlah dengan kita, penuh keberanian dan berserah penuh, dan siap masuk pada masa depan yang berbeda. Siapa yang percaya kepada Tuhan ia akan dikelilingi dengan kasih setia dan Allah memerintahkan berkat turun atas kita.

Tuhan Yesus Memberkati