GBI PRJ (CK7)

Pentakosta Ketiga atau Kegerakan Roh Allah tidak akan terjadi tanpa adanya kemurnian di dalam hidup saudara  dan saya. Sebab, ketika Allah datang melawat, hal yang Ia tuntut dari kita adalah kemurnian. Allah menghendaki kita menjadi pribadi-pribadi yang murni. Bukan berjuang dengan kekuatan sendiri untuk menjadi kudus, melainkan oleh anugerah penebusan darah Kristus yang tercurah di kayu salib. 

Mazmur 24 : 3 - 4
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan ? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus ?" "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” 

1 Petrus 1 : 16
Sebab ada tertulis : Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 

Setelah dikuduskan oleh Allah, kita harus menjaga kekudusan atau kemurnian tersebut. Firman-Nya akan membersihkan serta menjagai kita agar tetap murni di hadapan-Nya (Yohanes 15 : 3 - 4, Mazmur 119 : 9). Bukan tugas kita menilai atau menghakimi orang-orang yang bersalah, sebab itu perkara mereka sendiri dengan Allah (1 Samuel 24 : 6), bagian kita ialah menjaga kemurnian hidup masing-masing. 

Sebagai pemimpin, kita beroleh arahan dari Allah untuk menegur, menasihati, atau  mendisiplinkan, dan memperingatkan orang yang berbuat salah. Bukan untuk mempermalukan, menjatuhkan, atau  membenci mereka, melainkan karena kita mengasihi mereka. Allah menginginkan adanya kemurnian dalam hidup kita, dan janganlah mengandalkan perasaan saja atau memihak salah satu sehingga berat sebelah. 

1 Timotius 5 : 17 - 22 
Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. Bukankah Kitab Suci berkata : "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya." Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi. Mereka yang berbuat dosa hendaklah kau tegur di depan semua orang agar yang lain itupun takut. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu : camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak. Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu. 

Firman Tuhan di atas mengingatkan, dalam segala hal yang kita lakukan, serta posisi apa pun kita, hendaknya kita menjaga kemurnian diri. Anak-anak Allah yang telah ditebus dari dosa oleh anugerah-Nya, dikuduskan dalam kebenaran, sehingga menjadi warga Kerajaan Surga, maka tugas kita ialah tetap mengerjakan keselamatan dengan gentar, dan rasa takut akan Tuhan. Itulah tanggung jawab besar yang dipercayakan pada kita. Jangan hanya meminta berkat, hikmat, mujizat, dan kemenangan, tetapi tanpa menjaga kemurnian diri. 

Dengan menjaga diri, maka secara otomatis segala berkat, anugerah, kemenangan serta kuasa-Nya akan Ia sediakan. Periksalah diri dan hati kita, sudahkah menjaga kemurnian hati ? Tuhan akan menggenapi janji-Nya, namun apakah kita mengerjakan bagian kita ?

• PADA DASARNYA, KEMURNIAN DIRI ADALAH KATA KUNCI UNTUK KEHIDUPAN YANG DAHSYAT DALAM KRISTUS 

Pastikan, kita menjaga kemurnian diri apabila ingin melihat dan mengalami kehidupan yang dahsyat dalam Kristus. 

• ADAPUN YANG HARUS KITA PAHAMI, PENILAIAN ALLAH BERBEDA DENGAN PENILAIAN MANUSIA 

Manusia sering melihat ‘kulit’ atau penampilan luar, sedangkan Tuhan mengetahui motivasi, isi hati terdalam. Apa yang tampak di luar belum tentu menggambarkan atau sesuai keadaan yang sebenarnya di dalam. Arti ‘munafik’ adalah walau tampak baik dan indah di luar, tetapi hanya untuk menutup-nutupi apa yang jahat dan buruk di dalam. Sementara itu, ‘kemurnian’ adalah apa yang dari dalam akan terpancar ke luar (Amsal 4 : 23) sehingga menjadi berkat dan banyak orang melihatnya serta memuliakan Allah Bapa di surga. 

1 Samuel 16 : 7 
Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel : "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." 

• KARENA MANUSIA MELIHAT “KULIT LUAR”, MAKA KITA MESTI SIAP MENGHADAPI HAL-HAL BERIKUT INI : 

1. Orang-orang salah memahami, lalu menghakimi dan mem-bully (persekusi).
Meski kita tulus, orang lain masih saja dapat menyalahpahami ataupun kita disalahmengerti. Namun, kita tidak perlu membalas, sakit hati, kecewa ataupun stres. Lebih baik memeriksa hati dan diri serta tenang terlebih dulu. Sebab, orang-orang yang dekat dengan kitalah yang paling mengerti, mengenal serta memahami siapa kita sebenarnya. Orang-orang lain hanya menilai secara sembarangan. 

Datang dan berdoalah kepada Tuhan. Dia mengetahui segala sesuatu. Rela dan terbukalah menerima teguran-Nya dan memohon Ia yang menyatakan kebenaran serta kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Yakinlah, hidup kita ditentukan oleh perkataan firman-Nya, bukan semata-mata pendapat manusia. Manusia kerap mereka-rekakan yang jahat, namun Tuhan sanggup mengubahkan semua itu menjadi kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. 

2. Orang-orang iri, lalu menyampaikan fitnah-fitnah yang jahat.
Iblis sangat ingin menjatuhkan kita. Terkadang, ada orang-orang yang iri dan berbahaya bagi kita. Walau terlihat baik di depan dan sering menerima pertolongan dari kita, mereka iri dan menyampaikan fitnah yang keji terhadap kita. Ingat, tidak butuh jadi jahat untuk menjadi iri hati, dan orang iri bisa ada di mana-mana. Kita mungkin melihat banyak anggota keluarga yang saling iri. Sesungguhnya, masalah orang iri bukanlah dengan orang-orang lain, melainkan dirinya sendiri. 

Waspadalah, orang yang iri hati biasanya masih dikuasai dan dirasuk oleh Iblis, serta tidak lagi dapat mendengar suara Tuhan, melainkan hanya kekecewaan dan kepahitan yang ingin menghancurkan kehidupan orang lain. 

3. Orang-orang kecewa, lalu menyampaikan kritik kasar serta menyakitkan.
Boleh saja mengkritik seseorang, asal kritik yang membangun, sebab kita dapat belajar darinya. Seribu kritikan masih terasa kurang, sedangkan satu pujian terlalu banyak. Pujian berpotensi membuat kita lupa diri sehingga jatuh karena sombong, namun saran serta kritikan mampu mengajar serta menyadarkan bahwa kita bukanlah siapa-siapa jika bukan karena anugerah dan kebaikan Tuhan. Namun, terkadang orang-orang bukan hanya mengkritik, melainkan menghina dan menghujat, terutama di hari-hari era media sosial ini (2 Timotius 3 : 1). 

4. Orang-orang yang mencintai kita memberi nasihat serta petunjuk yang membangun, meski tidak selalu harus kita ikuti 100%, namun hal itu baik bagi kita. 

Mungkin kita sempat berselisih paham serta kurang bisa menerima saran, nasihat atau masukan dari orang-orang terdekat, entah karena masih ada kesombongan atau merasa paling benar dan lebih baik daripada mereka. Namun, orang-orang terdekat dan mencintai kita pasti mendukung dan mendoakan, karena itu minimal kita mau mempertimbangkan saran, masukan maupun kritik mereka. 

Ingat, musuh seseorang yang berhasil ialah sindrom ‘Me, Myself, and I’ alias keegoisan atau semua tentang ‘aku, saya dan diriku sendiri’. Selain itu, orang yang sukses harus waspada terhadap para penjilat atau orang-orang yang “cari muka”. Walau membuat kita nyaman, namun kita akan hancur pada akhirnya. Karena itu, sehebat, setinggi dan sediberkati apa pun oleh Tuhan, pastikan kita masih mau menerima dan mendengar nasihat, serta sadar apabila ada hal-hal yang perlu kita ubah dan perbaiki. Allah mampu menyediakan yang terbaik dan luar biasa bagi kita, asalkan kita terus menguduskan dan menjaga kemurnian diri, serta mengizinkan Ia memproses hidup kita. 

Yesaya 55 : 8 - 9 
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. 

• KONSEP-KONSEP YANG KELIRU TENTANG MURNI : 

- Apakah murni identik dengan hidup miskin ?
Tidak, sebab ada orang yang miskin walau hidup dalam kebenaran. Yang patut kita ingat, jangan menghubung-hubungkan perekonomian dengan kemurnian. Entah miskin atau kaya, bisa saja berpotensi tidak murni di hadapan Allah. Semakin kita diberkati, makinlah menjaga kemurnian di hadapan-Nya. 

- Apakah murni berarti dibenci semua orang ? 
Tidak, namun apabila dibenci karena nama Yesus, itu tidak apa-apa sebab kita hidup dalam kebenaran. Namun, jangan sampai dibenci karena berbuat jahat atau sombong. 

- Apakah murni harus dijauhi semua teman ?
Tidak, sebab kita perlu bergaul. Namun, di manapun Tuhan menempatkan kita, jadilah berkat. Jika tidak bisa diterima di manapun, lantas bagaimana mungkin dapat menjadi saksi Kristus (1 Korintus 9 : 20 - 22). Bukan ingin mendapat untung maka kita bergaul, melainkan supaya menjadi saksi Tuhan, memenangkan jiwa dan menanamkan nilai-nilai Kerajaan Surga. Karena itu, perbanyaklah teman dan jadilah berkat. 

Matius 10 : 16
Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. 

- Apakah murni berarti menjadi sangat menderita ?
Tidak, sebab walau betul mesti memikul salib setiap hari, namun bukan berarti menjadi orang yang menderita. Bisa saja kita melalui penderitaan-penderitaan, namun kita dapat menghadapinya dengan ucap syukur karena Roh Allah yang ada dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dunia. 

Ketika Abraham diminta Tuhan mempersembahkan Ishak anak yang dikasihinya sebagai korban bakaran, Abraham tidak berkeluh-kesah, bersungut-sungut ataupun tawar-menawar serta kecewa pada Tuhan, melainkan ia mau taat dan melangkah dengan iman. Dan Allah menyediakan pengganti Ishak, yaitu anak domba jantan. 

Arti ‘Jehova Jireh’ adalah Tuhan melihat serta mengetahui, karena itu Ia mencukupkan dan menyediakan segala sesuatunya. Allah memahami pergumulan, perjuangan, kemurnian hati, kesungguhan iman dan keberserahan total kita kepada-Nya. 

Matius 16 : 25 
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. 

ARTI MENJADI MURNI BERARTI BEBERAPA HAL BERIKUT INI :

a. Fokus kita pada Yesus dan Kerajaan Allah. 
Apa pun yang kita alami, tetaplah fokus pada Tuhan Yesus. Kita akan terkagum oleh apa yang Tuhan perbuat dan kerjakan dalam hidup kita. Fokuslah pada-Nya dan Kerajaan Allah, bukan sekadar masalah-masalah. Dengan begitu, kita dapat tenang, memperoleh kekuatan, tuntunan, serta mujizat yang sempurna. 

Matius 6 : 33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

1 Samuel 17 : 45
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu : "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.” 

b. Kerinduan kita selalu mengasihi, menjadi berkat, serta memenangkan jiwa. 
Apa pun tantangan, rintangan, persoalan atau aniaya yang kita hadapi, kita tetap rindu mengasihi, menjadi berkat dan memenangkan jiwa. Dan yang penting, banyak orang diselamatkan serta melihat respons kita yaitu tetap mengandalkan Allah, berserah pada-Nya, dan bersukacita dalam segala kondisi. Kiranya, kita tetap terdorong api semangat memberitakan Injil dan memenangkan jiwa melalui apa pun yang masih ada pada kita. 

2 Timotius 4 : 2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 

c. Hati kita selalu takut akan Tuhan, dan menjauhkan diri dari dosa. 
Jika ada sesuatu yang hilang saat ini, hati kita tetap bersih di hadapan Tuhan, seperti halnya Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. 

d. Sikap kita selalu berpadan dengan firman dalam ketaatan serta kesetiaan.
Selama tidak berpaling ke kiri dan kanan dari firman-Nya, melainkan senantiasa menjadikannya sebagai pedoman, ‘cermin kehidupan’ dan ‘terang bagi jalan’ serta ‘pelita kaki’, maka Tuhan akan mendapati kita murni. 

Hidup ini bukan semata-mata soal logika, untung-rugi, ataupun kesenangan, melainkan kebenaran firman Tuhan dalam ketaatan serta kesetiaan. Jangan pula berjalan dalam ketaatan yang setengah-setengah. Selama kita berjalan dalam kebenaran (Yohanes 14 : 6), ketaatan serta kesetiaan, maka kita akan menerima pembelaan Tuhan dalam setiap perkara ataupun melewati badai hidup. 

Matius 24 : 13 
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. 

• BAGAIMANA KITA DAPAT HIDUP MURNI DI HADAPAN ALLAH ? 

1. Setiap hari, lidah dan telinga kita senantiasa dipertajam sebagai lidah dan telinga seorang murid. Teruslah berjuang memperkatakan hal-hal yang membangun dan memberkati, membawa damai serta menghadirkan kasih Kristus. Filter atau saringlah apa yang masuk ke telinga kita. Sebab, apa yang masuk melalui telinga akan mempengaruhi apa yang ada di dalam hati. 

Yesaya 50 : 4
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 

2. Setiap saat, hati dan jiwa kita dipenuhi ucap syukur kepada Allah. Iblis mau supaya kita memberontak, kecewa serta mempertanyakan atau meragukan Allah, namun Tuhan ingin agar kita tetap dapat mengucap syukur, apa pun yang terjadi. Sungut-sungut dan keluh-kesah adalah “pujian merdu” bagi si jahat. Iblis paling tidak senang bila kita bersyukur dan memuji Allah. Karena itu, makin kita mengeluh serta bersungut-sungut, makin kita jauh dari Allah. Bersyukurlah, kita masih memiliki Allah yang tidak pernah mengecewakan kita. Ia sanggup mengubahkan kutuk menjadi berkat, serta ratapan menjadi tari-tarian kemenangan. 

Roma 8 : 28 
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 

Filipi 4 : 8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 

3. Setiap langkah kita senantiasa memohon bimbingan dan tuntunan Roh Kudus melalui hikmat serta kebijaksanaan-Nya. Di masa-masa kegerakan Roh Allah dan Pentakosta Ketiga, kiranya kita senantiasa meminta bimbingan dan tuntunan Roh Kudus supaya terus berjalan dalam hikmat serta kebijaksanaan. 

Sehebat apa pun kita, tetaplah memerlukan hikmat dan kebijaksanaan-Nya. Jangan serta-merta mengandalkan logika atau perasaan dan emosi. Hikmat akan menolong kita mengetahui kata-kata yang tepat untuk kita ucap dan nyatakan. Hikmat menolong kita bertindak tidak tergesa-gesa menurut kemauan sendiri. Hikmat menuntun kita menjalani jalan yang Tuhan sediakan serta kehendaki bagi kita. Dan sewaktu kita berjalan dalam hikmat serta kebijaksanaan-Nya, kita akan kagum melihat perbuatan serta pembelaan Tuhan dalam hidup kita. Ia akan menuntun kita menjadi lebih daripada pemenang dalam segala sesuatu. 

Mazmur 90 : 12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. 

4. Setiap waktu, pikiran kita merenungkan dan memikirkan janji Tuhan, firman serta rencana-Nya yang agung bagi kita. Jangan biarkan pikiran diisi ‘sampah-sampah kotor’ kehidupan sehari-hari. Ingat, orang yang gagal tidak memiliki waktu memikirkan hal-hal baik, luar biasa serta berarti. Orang gagal sering kali hanya memikirkan masalah-masalah, cara menjelekkan dan menjatuhkan orang lain. Sedangkan, orang sukses serta berhasil akan berpikir melampaui apa pun masalah atau persoalannya.  

Roma 8 : 37 
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Meski sulit dan sukarnya hidup ini, tetaplah menjaga kemurnian diri. Hidup ini bukan semata-mata mengenai kesuksesan, kekuatan maupun kehebatan kita, melainkan apakah kita menjaga kemurnian di hadapan Tuhan, sehingga Ia akan memberkati kita. 

Matius 16 : 26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya ? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya ? 

Lukas 16 : 10
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 

Kiranya, kita terus memuliakan nama-Nya dan memperluas kerajaan-Nya. Semoga, kita senantiasa menjaga kemurnian dan menjadi murni, yaitu segenap hati, jiwa, dan hidup kita mengutamakan Tuhan Yesus di atas segala-galanya. 

Tuhan Yesus Memberkati