GBI PRJ (CK7)

Hari ini, kita akan diselaraskan kembali dengan firman Tuhan. Tak terasa, sudah hampir sembilan belas bulan kita melewati pandemi, dan mungkin banyak air mata yang kita telah teteskan karena pergumulan ataupun kehilangan. Puji Tuhan, bila kita masih dapat menitikkan air mata sukacita dan mengucap syukur atas berkat yang Ia sediakan. 

Tiap tangis serta tetesan air mata sebenarnya dapat merupakan doa yang dipanjatkan ketika kita tidak sanggup lagi mengucap kata-kata kepada Tuhan, serta Dia memperhitungkannya menjadi mata air yang menghidupkan. Kabar baiknya, tidak ada satu pun tetesan air mata kita yang sia-sia di hadapan-Nya. 

Mazmur 56 : 8
Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan ? 

Mazmur 56 : 8 (versi NKJV)
You number my wanderings; Put my tears into Your bottle; Are they not in Your book ? 

Arti ‘sengsara’ berbicara tekanan hidup yang tiada tertahankan. Sementara itu, dalam versi New King James Version diterjemahkan sebagai ‘wanderings’ atau pengembaraan-pengembaraan. Maknanya, suatu situasi yang belum terlihat kepastiannya. Misalnya, yang sedang kita alami. Tidak seorang pun tahu kapan waktunya keprihatinan pandemi ini berakhir (Pengkhotbah 3 : 1). Namun, kita tetap berharap serta setia kepada Tuhan dan memegang janji-janji-Nya. Kesetiaan kita adalah kemenangan kita. 

Tuhan  menaruh air mata kita ke dalam kirbat-Nya. Dalam bahasa Inggrisnya berarti ‘bottle’ atau botol, yang saat itu bukan terbuat dari kaca, tentu beda dengan botol zaman sekarang. Botol tersebut merupakan sebuah wadah dari kulit hewan yang biasanya terpakai guna menampung anggur atau susu. Maknanya, tetes demi tetes air mata yang keluar dari orang percaya sangat dihargai dan diperhitungkan Tuhan, sebab ditampung dan disimpan dalam ingatan-Nya. Tidak satu pun penderitaan atau pengalaman kita yang terlewatkan oleh perhatian maupun kemahatahuan Tuhan. 

Selain itu, semua air mata kita didaftarkan-Nya. Apa maknanya? Selain Dia melihat, Ia juga mencatat atau mendokumentasikan semua, entah kesulitan, kesesakan, penderitaan, air mata dan lain-lainnya. Bahkan, Ia mengetahui semuanya sebelum kita lahir ke dunia. 

Mazmur 139 : 16
Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. 

Ingat-ingatlah kembali kebaikan-Nya. Apa pun yang kita alami, jangan pernah meragukan penyertaan Tuhan. Jangan mempertanyakan di mana Dia saat kita membutuhkan, atau mengapa hal-hal tertentu terjadi atas kita. Dan jangan mengira kita bisa menyembunyikan sesuatu dari-Nya, sebab tiada suatu pun yang tersembunyi dari Dia dan semuanya terbuka jelas di hadapan-Nya. Melalui seluruh peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, sesungguhnya kita sedang dibekali sebagai “modal dasar” agar dapat mengambil bagian melakukan Amanat Agung. 

Penyertaan Tuhan + Pergumulan Hidup = Bukti Kabar Baik Tuhan Hidup, lewat Kisah Berharga dan sebagai Kesaksian Nyata. Sehingga, dari air mata, berubah menjadi mata air. Dari kesedihan serta pergumulan, menjadi sebuah kehidupan yang berdampak. Ada mata air hikmat untuk menyikapi tekanan hidup. Dan mata air iman serta kesetiaan yang menjadi kemenangan kita. 

Karena itu, ujian-ujian terhadap iman kita sesungguhnya akan dapat menghasilkan ketekunan. Lalu, ketekunan akan menjadi buah kehidupan yang matang. Kemudian, membuat kita makin sempurna serta pribadi yang utuh (Yakobus 1 : 2 – 4). Bukan dengan kemampuan sendiri, melainkan atas dasar tuntunan-Nya dan karena kita memegang kebenaran firman-Nya. 

Yesaya 58 : 11
TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 

Ada tiga hal yang Tuhan janjikan melalui ayat tersebut, asalkan mata kita tetap memandang pada Kristus dalam tiap krisis yang ada dalam kehidupan kita. To See Christ In Every Crisis. Ada langkah-langkah konkret yang dapat Tuhan perbuat bagi kita : 

1.MENUNTUNMU SENANTIASA
Artinya, Ia akan menuntun kita dalam setiap situasi serta keadaan. Terkhusus, selama masih pandemi. Bagian kita ialah memastikan, ketika Tuhan menuntun, maukah kita  dituntun oleh-Nya? Layaknya orangtua yang menggenggam tangan serta menuntun anak-anaknya yang masih kecil karena tahu mereka belum bisa berjalan sendirian, dan mereka tidak bisa menuntut, melainkan harus menurut. Demikian pula kita sepantasnya bersama Tuhan. 

Introspeksi, refleksi diri serta periksalah kalimat-kalimat doa kita, apakah selama ini penuh berisi permohonan akan tuntunan, ataukah justru lebih banyak pemintaan terhadap tuntutan ? Bukannya tidak boleh memohon, namun bila kita sungguh-sungguh mengenal-Nya dengan baik serta mengetahui kehendak-Nya, maka kita dapat meminta apa yang sesuai kehendak-Nya. Tetaplah setia, apa pun jawaban doa dari Tuhan, sebab Ia tahu yang terbaik bagi hidup kita. 

2.MEMUASKAN HATIMU DI TANAH YANG KERING
Artinya, dalam situasi “gersang” ibarat tanah kering—seperti pandemi, kesulitan keuangan, kesehatan merosot, keluarga berantakan ataupun kategori lainnya, ingatlah janji Tuhan bahwa Ia sanggup dan akan memuaskan jiwa atau hati kita di “tanah yang kering”. Mengapa Allah hendak memuaskan hati kita di tanah kering ? Sebab, sering kali di tengah-tengah pergumulan hidup, yang mesti kita jaga dengan segala kewaspadaan ialah hati kita. 

Amsal 4 : 23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. 

Amsal 4 : 23 (versi NKJV)
Keep your heart with all diligence, For out of it spring the issues of life. 

Kata ‘spring’ dalam terjemahan New King James Version tersebut bermakna dan menggambarkan luapan mata air. Bagaimana cara memuaskan hati yang ibarat berada di tanah kering ? Yakni, lewat firman Tuhan, pujian, doa dan penyembahan. Bukan cuma sesekali melakukannya, melainkan secara sering dan senang hati. Tidak hanya waktu butuh atau sedang mau-maunya, melainkan konsisten. 

Sewaktu menjalani proses air mata menjadi mata air, sadarilah seperti halnya banyak sumber air di muka bumi (dari laut, danau, pegunungan ataupun dalam tanah), terutama air hujan yang meresap ke dalam retakan-retakan ataupun celah tanah, sehingga tidaklah terlalu masalah apabila terdapat tanah yang kering ataupun retak. Asalkan sering menerima asupan atau siraman air, terutama hujan, maka akan membasahi tanah kering tersebut. Jika asupan air yang masuk cukup banyak sampai memasuki gua-gua di dalam tanah, maka pada waktunya akan muncul kembali dan menjadi sumber mata air. 

Bagaimana dengan kita ? Seringkah menerima asupan firman Tuhan, benar-benar menghisap sari kebenaran sampai ke dalam relung hati dan jiwa kita ? Jangan sekadar menanti hari Minggu barulah kita beribadah, mendengar dan merenungkan firman. Tanpa asupan serta curahan “air hujan” firman Tuhan, hati kita yang ibarat di tanah kering tidak akan pernah bisa menjadi mata air. Ingat, tanah kering takkan pernah dan tidak akan mungkin bisa mengeluarkan mata air. 

Keadaan sekeliling dan pandemi dapat saja membuat “tanah kering” atau gersang. Namun, janganlah menyalahkan keadaan, melainkan koreksi diri yang tidak pernah ataupun kurang sering meresap kebenaran firman Tuhan. Dan, kita tidak akan dapat menjadi berkat selayaknya mata air bagi orang lain, tanpa kita sendiri terlebih dulu mempersiapkan diri untuk menerima berkat-Nya. 

Ibrani 6 : 7
Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah. 

3.MEMBAHARUI KEKUATANMU
Artinya, kekuatan yang sudah diperbarui Tuhan, tidak akan lagi menjadi seperti tanah kering, melainkan taman yang diairi dengan baik setiap hari, serta mata air yang tidak mengecewakan atau tetap memberkati kehidupan banyak orang. Jika ingin supaya kekuatan kita diperbarui oleh-Nya saat merasa tiada sanggup atau tidak tahan lagi dengan keadaan, atau di kala tidak ada kepastian sehingga kita berada dalam kegelisahan, maka pertama-tama datanglah hanya kepada Tuhan Yesus. 

Matius 11 : 28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 

Di dalam hadirat-Nya mungkin kita akan sangat begitu mudah menitikkan air mata atau menangis, oleh karena pertolongan, kebaikan, perlindungan serta kasih-Nya. Berserahlah total kepada-Nya, apa pun yang kita alami. Berdoalah walau hanya lewat menitikkan air mata. 

Orang yang menangis bukan menandakan ia seorang pribadi yang lemah, namun justru dapat membuktikan bahwa sesungguhnya ia sudah terlalu lama menjadi kuat. Air mata merupakan tanda perjuangan menantikan lembah yang sarat air mata untuk berubah menjadi lembah yang penuh mata air. 

Wahyu 7 : 17
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.