GBI PRJ (CK7)

Apakah alkitabiah ibadah kita yang dilakukan secara online atau apakah kegiatan sakramen yang juga dilakukan secara online alkitabiah ?

Yohanes 4 : 23 - 24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Maksud Tuhan Yesus akan menjadi makin jelas jika kita membaca ayat-ayat sebelumnya, dialog yang mempersoalkan perbedaan tempat ibadah orang Yahudi dan Samaria.

Yohanes 4 ; 21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem."

Karena itu, Tuhan Yesus mengucapkan kalimat seperti yang terterah di ayat 23 - 24.

Background orang Samaria :

1. Samaria terletak antara Galilea dan Yudea

2. Bangga sebagai keturunan Yakub

3. Agama mereka campur dengan menyembah berhala

4. Beribadah di Gunung Gerizim

5. Tidak bergaul dengan orang Yahudi

6. Percaya kepada Takhayul

7. Pada akhirnya terdapat banyak orang Kristen (Kisah Para Rasul 9 : 31)

Raja pertama Israel Utara (Samaria), Yerobeam, mendirikan mezbah penyembahan di Bethel (batas Selatan dengan Yehuda) dan di Dan (batas paling Utara). Tujuannya adalah agar orang Samaria (Israel Utara) tidak terpikat lagi ke Yerusalem dan menyatuh dengan keluarga Daud.

Orang Samaria menyembah Allah di gunung Gerizim untuk menyaingi Bait Allah di Yerusalem. Orang Yahudi menyembah Allah di Bait suci di Yerusalem.

Bait Allah di Yerusalem dihancurkan oleh tentara Romawi (dalam pimpinan jendral Titus) tahun 70 M. 

Tempat-tempat  ibadah orang Yahudi dan Samaria tersebut telah dihancurkan dan tidak berlaku lagi. Tuhan menyediakan tempat ibadah baru, yaitu tubuh kita. Tuhan mau tinggal dalam hidup kita dan menjadikan tubuh kita sebagai tempat kediaman-Nya.

Hal ini menjadikan ibadah kita tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Di manapun kita beribadah, kita bisa langsung terhubung dengan Tuhan, sebab Dia ada dalam hidup kita.

Di tengah situasi apa pun, kita tetap bisa beribadah !1 Korintus 6 : 19Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ?

Ilustrasi, dialog Iblis dan Yesus: "Iblis tidak gentar saat kita ke gereja. Iblis gentar saat kita menjadi gereja"

Iblis : "Dengan Covid 19 aku telah menutup seluruh gereja-Mu"

Yesus : "Oh ya? Justru sebaliknya, Aku telah membangun gereja di setiap rumah!"

Kesimpulan :

1. Dalam tatanan baru yang dimulai dengan pencurahan Roh Kudus, tempat penyembahan tidak sepenting Tokoh yang disembah.

2. Yesus memberi pengertian bahwa ibadah yang sejati dan benar tidak harus dilakukan di gunung Gerizim, juga tidak di Yerusalem (ayat 21).

3. Yesus Tuhan yang kita sembah, begitu nyata kehadirannya bersama-sama dengan kita, tanpa ada batasan ruang dan waktu.

4. Dimanapun kita berada dan bagaimanapun situasinya, kita tetap bisa beribadah di dalam penyembahan kepada Allah.

Ibrani 10 : 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Apakah ibadah online sah sifatnya ? Ya. Sebab ibadah kita adalah ibadah dalam roh dan kebenaran, yaitu ibadah yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Allah yang kita sembah adalah Roh adanya dan Dia hadir dalam hidup kita sehingga kita dapat mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan pada-Nya.

Sebelum situasi COVID'19 tuntas teratasi dan pemerintah belum ijinkan ibadah secara onsite, maka ibadah kita dan kegiatan rohani tetap dilakukan secara online.

Rangkuman Pdp. Willy Santoso, BSc :

Tuhan yang kita sembah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia ada di mana saja dan Dia hadir dalan hidup kita, karena itu penting memelihara tubuh kita sebagai kediaman-Nya. 

Penyembahan yang benar, bukan di dalam gereja tapi dalam roh dan kebenaran. Yaitu penyembahan yang keluar dari sikap hati yang benar dan aplikasi kehidupan yang memuliakan Tuhan atau hidup dengan cara yang benar di mata Tuhan setiap waktu.

Roma 12 : 1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Rasul Paulus mengingatkan kita semua, bahwa ibadah yang benar adalah mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan. Tentu saja hal ini bicara mengenai gaya hidup yang memantulkan kebenaran Allah dalam hidup kita.

Penyembahan kita kepada Allah akan berarti jika hidup kita memantulkan kebenaran dan kemuliaan-Nya di manapun kita berada.