Sering kali, banyak konflik terjadi karena adanya asumsi antara satu orang maupun pihak dengan yang lainnya. Misalnya, hal yang sepele, tetapi kalau mulai timbul asumsi-asumsi terhadap pasangan ataupun orang lain, maka akan menjadi sesuatu yang besar. Semua dimulai dari persepsi-persepsi, dan akhirnya Iblis menambah-nambahkan, lalu menjadi besar, serta keributan, sehingga terjadilah perpecahan.
Asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar, atau landasan berpikir karena dianggap benar. Dugaan itu sendiri berarti sangkaan, pikiran atau apa yang kita duga, tetapi akan berbahaya apabila sudah mulai ditambahi dengan rasa benar, dan akhirnya itu menghasilkan asumsi.
Acap kali pula kita tidak punya kendali atas pikiran kita, sehingga mulai berasumsi, serta Iblis akan memanipulasi pikiran kita. Jika dia belum bisa menang atas perbuatan-perbuatan kita, maka Iblis suka mengintimidasi dengan menyerang pikiran kita terlebih dahulu. Karena itu, janganlah berasumsi terhadap Tuhan, diri sendiri, orang lain, situasi maupun kondisi.
Seandainya, kita berasumsi tentang Tuhan, kita berdoa dan mungkin doa kita belum dijawab, lalu berasumsi Tuhan tidak sayang atau peduli terhadap kita, dan mungkin meninggalkan kita. Padahal, Ia cuma mau supaya kita menunggu waktu-Nya yang tepat, karena segala sesuatu akan Tuhan buat indah pada waktunya.
Mungkin kita juga berasumsi tentang diri sendiri, bahwa kita tidak mampu, tidak layak, atau jelek, atau terhadap orang-orang yang ada di sekeliling kita bahwa mereka tidak suka kepada sama kita, dan lain-lain, sehingga terjadi konflik demi konflik. Semua karena apa ? Asumsi dalam pikiran yang menyerang hidup kita.
Di dalam Alkitab, ada dua contoh yang menggambarkan sebuah asumsi. Yang pertama, saat Tuhan Yesus berjalan di atas air.
Markus 6 : 49 – 50
Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka : "Tenanglah ! Aku ini, jangan takut !"
Mereka mengira Tuhan Yesus adalah hantu. Mengira itu suatu asumsi. Padahal mereka sehari-hari bersama Yesus, menyaksikan Dia membuat mukjizat, dan mengenali atau mengamati Dia. Tetapi, mereka mengira Dia hantu, mereka berasumsi karena adanya badai atau masalah di sekeliling mereka, mereka tidak bisa berpikir dengan pikiran yang benar, pikiran ilahi, sehingga saat kondisi panik, mereka berasumsi Tuhan Yesus adalah hantu.
Contoh asumsi lainnya, Saul berasumsi bahwa jabatan raja akan jatuh pada Daud.
1 Samuel 18 : 8
Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya : "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya."
Apa yang Saul pikirkan dibuahi oleh si Iblis, menjadi suatu pikiran yang negatif. Apalagi, hati Saul waktu itu tidak beres, sedang marah, kesal, dan iri terhadap Daud yang menang perang mengalahkan orang Filistin. Pemikiran Saul bukan dilandasi atas dasar kebenaran, tetapi amarah, kekecewaan, dan kebencian, sehingga keluarlah sebuah asumsi jabatan raja akan berpindah ke Daud, dan akhirnya itu memang benar terjadi. Asumsi terjadi karena pikiran yang negatif dan hati yang sensitif, sehingga akhirnya membuahkan respons negatif atau mengakibatkan hal yang negatif terjadi.
Ayub 3 : 25 – 26
Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpaku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.
Bagaimana caranya supaya mengatasi atau mengurangi, bahkan menghilangkan asumsi-asumsi atau pikiran-pikiran negatif dalam pikiran kita :
• Jadilah Tenang.
1 Petrus 4 : 7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Di dalam tekanan, kita harus bisa menguasai diri terlebih dulu. Saat kita tenang, kita bisa berdoa, berpikir, dan Tuhan dapat berbicara dengan kita, sehingga keputusan-keputusan yang kita ambil selaras dengan firman. Saat berdoa, Tuhan pasti memberi damai sejahtera dan hikmat untuk apa yang harus kita perbuat di dalam mengambil keputusan, apa pun yang terjadi, sehingga keputusan yang terbaiklah yang kita ambil, bukan keputusan berdasarkan asumsi.
• Pikiran yang Selaras dengan Kristus.
Filipi 2 : 5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.
Kita adalah seperti yang Tuhan katakan tentang kita, bukan apa yang dunia pikirkan tentang kita. Kita juga perlu berpikir seperti apa yang Tuhan pikirkan, dan selaras dengan firman-Nya. Jika saat ini keadaan belum seperti yang kita harapkan, dan doakan, percayalah bahwa Tuhan tidak pernah tinggal diam. Selama kita berpikir seperti yang Tuhan pikirkan, rasakan, serta kehendaki, dan memperkatakan perkataan-perkataan iman, Ia akan mengubah keadaan kita.
• Lambat Berkata-kata, Banyak Mendengar.
Yakobus 1 : 19
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.
Dalam hal berasumsi, kadang-kadang saat mendengar sesuatu, kita mudah sekali untuk berkomentar, mengatakan sesuatu yang kita pikirkan, tanpa berpikir jauh apakah selaras dengan kehendak Tuhan, dan tidak menjadi tenang lebih dulu untuk membawanya dalam doa. Saat kita lambat berkata-kata, asumsi itu bisa menjadi kurang. Saat kita cepat mendengarkan, kita bisa meminta hikmat Tuhan, dan menyaring semua yang kita dengar, sehingga ketika mengeluarkan kata-kata atau berkomentar bukan hanya asumsi, tetapi sebuah kebenaran. Jadi, kalau mendengar sesuatu, berita atau asumsi, jangan cepat-cepat mengomentari.
• Belajar Berpikir Positif.
Filipi 4 : 8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Mengapa perlu punya pikiran yang positif ? Karena belum tentu semua yang kita pikirkan itu positif. Kadang-kadang kita berpikir negatif tentang keadaan ataupun seseorang, sehingga perasaan kita juga negatif. Saat pikiran negatif mulai muncul, kita dapat stop, mengubah ataupun mengalihkan pikiran itu menjadi memikirkan hal-hal yang positif. Ketika pikiran-pikiran negatif mulai masuk, langsung ubahlah. Kadang kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, bahkan perkataan-perkataan dan tindakan-tindakan orang lain, namun selama kita punya pikiran positif, maka yang keluar dari mulut kita, dan yang ada di hati kita adalah damai sejahtera, serta sukacita.
• Jangan Mengambil Keputusan Berdasarkan Asumsi.
Sewaktu kita berasumsi, mungkin hal-hal negatif yang terjadi, amarah kita meledak-ledak, dan mengambil keputusan yang salah. Padahal, kita perlu mengambil keputusan saat kita tenang, dan mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita, serta berdasarkan firman. Bawa dalam doa, tanya sama Tuhan apa yang terbaik, serta izinkan Roh Kudus bekerja dalam hidup kita.
Jadi, jangan terus-menerus khawatir, tidak perlu terlalu berasumsi, serta jangan lagi takut dengan keadaan-keadaan tertentu, tetapi percayalah bahwa Tuhan masih pegang kendali dan berdaulat atas hidup kita, keluarga kita, maupun masa depan kita.
Tuhan Yesus Memberkati
Kolekte
BCA Cab. Menara Ancol
ac 635.100.0101
an. GBI PRJ
Perpuluhan
BCA Cab. Menara Ancol
ac. 635.100.0101
an. GBI PRJ
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.371.7878
an. GBI PRJ
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.327.7878
an. GBI PRJ
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.316.7878
an. GBI PRJ
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.2999.111
an. GBI PRJ Pluit
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.9777.133
an. GBI PRJ Pluit
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.8777.122
an. GBI PRJ Pluit
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.322.2020
an. GBI PRJ Mandarin Service
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.522.3030
an. GBI PRJ Mandarin Service
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.777.7171
an. GBI House Of Christ Revival
Pembangunan
BCA Cab Thamrin
ac. 206.977.7575
an. GBI House Of Christ Revival
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.577.7272
an. GBI House Of Christ Revival
Kolekte
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Perpuluhan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.331.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Buah Sulung
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.378.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Pembangunan
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.353.0077
an. GBI Alam Sutera Mall
Diakonia
BCA Cab. Thamrin
ac. 206.356.7779
an. GBI Alam Sutera Mall
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.384.8484
an. GBI Intercon
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.3800
an. GBI Intercon
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.5900
an. GBI Intercon
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.011.4300
an. GBI Intercon
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.675.6677
an. GBI Q BIG
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.621.1000
an. GBI Q BIG
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.670.6688
an. GBI Q BIG
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.610.6699
an. GBI Q Big
Kolekte
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Perpuluhan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.377.7111
an. GBI St Moritz
Buah Sulung
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Pembangunan
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.030.7001
an. GBI St Moritz
Diakonia
BCA Cab.Thamrin
ac. 206.013.9400
an. GBI St Moritz