GBI PRJ (CK7)

Mungkin di antara kita masih memiliki mimpi yang belum tercapai. Salah satu hal yang menghalangi adalah kejadian demi kejadian yang terjadi di hidup kita, dan tidak sesuai dengan yang sudah kita rencanakan. 

Ada sebuah kutipan yang mengatakan, “Masa depan menjadi milik seseorang yang percaya akan indahnya mimpi-mimpinya itu.” 

Kaleb pernah menunggu hingga 40 tahun lamanya akan terwujudnya impian, tetapi ia tetap percaya dan berharap. Kaleb selalu mengatakan bahwa ia akan mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati. Sepenuh hati artinya tidak setengah-setengah. Di setiap musim kehidupan kita, kita harus tetap mengikuti Tuhan, apa pun yang terjadi. 

Yosua 14 : 6 - 15
Bani Yehuda datang menghadap Yosua di Gilgal. Pada waktu itu berkatalah Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, kepadanya : Engkau tahu firman yang diucapkan Tuhan  kepada Musa, abdi Allah itu, tentang aku dan tentang engkau di Kadesh-Barnea. Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba Tuhan itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya. Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti Tuhan, Allahku, dengan sepenuh hati. Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya : Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti Tuhan, Allahku, dengan sepenuh hati. Jadi sekarang, sesungguhnya Tuhan telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan Tuhan firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan Tuhan pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin Tuhan menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan Tuhan. Lalu Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya. Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti Tuhan, Allah Israel, dengan sepenuh hati. Nama Hebron dahulu ialah Kiryat-Arba; Arba ialah orang yang paling besar di antara orang Enak. Dan amanlah negeri itu, berhenti berperang. 

Sering kali, mimpi atau impian kita tidak tercapai dikarenakan kita tidak mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati, ataupun bahkan tidak berani mengambil risiko untuk bermimpi bersama-Nya. 

Ada beberapa faktor yang membuat kita tidak berani bermimpi :

1. Ketakutan
Ketakutan membuat kita lemah, mundur, dan berpikir secara berlebihan. Orang yang takut adalah orang yang hanya selalu merasa nyaman dengan zona nyaman, tidak berani mengambil keputusan, ataupun melangkah untuk meninggalkan masa lalu. 

Ciri-ciri ketakutan adalah :

a. Tidak memiliki keberanian untuk mengubah nasib. 
Belajarlah dari seekor burung rajawali yang membutuhkan proses untuk menjadi seekor burung yang gagah. Burung rajawali yang ingin berumur panjang akan naik ke pegunungan yang tinggi, mematukkan paruhnya, dan mencabut bulu-bulunya. Burung rajawali mengusahakan dirinya agar tetap menjadi gagah dan mampu memangsa lawannya. Kita juga harus mengubah cara berpikir, cara mendidik anak, cara kita berperilaku. 

b. Tidak mampu bertahan dalam keyakinan iman. 
Kekecewaan, kepahitan, mengalami keputusasaan bisa membuat kita tidak percaya lagi kepada Tuhan. Sara, isteri Abraham juga tidak bisa bertahan dalam keyakinan imannya. 

2 Timotius 1 : 7
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 

2. Tidak mengerti rencana Tuhan. 
Kita tidak mengerti bahwa Tuhan memiliki rencana atas setiap kita. Perkatakanlah kepada diri kita sendiri, bahwa rancangan Tuhan mendatangkan damai sejahtera, dan memberikan hari depan yang penuh dengan harapan. Ketika Tuhan berencana, Tuhan juga akan memberikan kekuatan kepada kita. Ada perkenanan Tuhan yang menyertai kita. 

Roma 9 : 21
Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa ?

Yeremia 29 : 11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. 

Bagaimana supaya kita bisa memiliki keberanian untuk bermimpi :

* Makin dekat dengan Tuhan. 
Karena ketika kita mendekat kepada-Nya, kita akan mengetahui rancangan-rancangan Tuhan. Lupakan masa lalu, fokus kepada Tuhan. Tuhan akan tunjukkan pintu-pintu keberuntungan, dan langkah-langkah apa yang harus kita ambil. Setialah kepada Tuhan. Orang yang setia akan memiliki hati yang tulus. Berkomitmen kepada Tuhan. 

Yeremia 33 : 33
Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. 

Mazmur 145 : 18
Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. 

* Hidupkan dan rawat mimpi kita. 
Tuliskan mimpi-mimpi kita, lakukan perubahan, kembangkan skills atau keahlian yang berhubungan dengan mimpi kita, sertakan iman dan pengharapan di dalam Kristus. Berkumpullah dengan orang-orang yang memiliki pikiran dan perilaku yang positif, memiliki karakter seperti Kristus. Penting bagi kita untuk memiliki komunitas yang membangun iman kita. 

Kita juga harus memuji Tuhan. Ketika kita memuji Tuhan artinya kita bersepakat dengan Tuhan. Impian yang bersepakat dengan Tuhan tidak bisa digagalkan oleh siapa pun. 

Roma 10 : 17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. 

Ibrani 11 : 1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. 

Ibrani 6 : 19
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir. 

Amsal 13 : 20
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. 

Tuhan Yesus Memberkati