Seorang hamba Tuhan, John Piper pernah membagikan pernyataan yang mendalam mengenai hubungan kita dengan Tuhan, "If my wife dies, if my wife dies, did I love her more, I love God more? That's what's being tested. If my health is taken away, that's what's being tested. Do I love God more or health more? If the doctor says to me: 'You got six months and you lose this life,' do I love God more or this life more? That's the test. Love for God is valuing God, enjoying God, treasuring God, being satistied in God. Is He my deepest desire? And God strips me with these tests. When He strips me of these other things that I enjoy, and thank Him for so much, will He be enough? I still have what's best. I still have Him. And He's what I love most. That's the test."
Dengan kata lain, terjemahan bebasnya adalah, jika pasangan kita, entah suami maupun istri dipanggil Tuhan pulang terlebih dulu, apakah kita akan merasa kecewa terhadap-Nya ataukah tetap mengasihi Dia? Jika kesehatan kita hilang lenyap, akankah kita merasa sangat kecewa terhadap Tuhan, ataukah tetap mengasihi-Nya? Pendek kata, apakah kita lebih mengasihi hidup ini, daripada mengasihi Tuhan di atas segalanya?
Lanjutnya, mengasihi Tuhan adalah menghargai Dia, menikmati hadirat-Nya, dan bergembira di dalam Dia, merasa puas hanya di dalam Dia.
Dan ketika Ia mungkin menguji kita akan apa yang menjadi hal-hal terpenting dalam hidup kita, apakah kita lebih mengutamakan Dia di atas segalanya, masihkah Ia yang lebih berharga bagi kita? Apakah kita mengasihi Dia melebihi segala sesuatu? Itulah ujian.
Ayub 2:10 (VMD), "Ayub menjawab istrinya, 'Engkau berbicara seperti perempuan bodoh. Allah telah memberikan yang baik kepada kita, dan kita telah menerimanya, jadi kita juga harus menerima kesusahan dan tidak mengeluh.' Dalam semuanya itu, Ayub tidak berdosa. Ia tidak menyalahkan Allah yang melakukan sesuatu yang salah."
Tetapi Ayub menjawab, "Engkau berbicara seperti perempuan yang tidak mengenal Allah. Apakah hanya hal-hal yang menyenangkan saja yang mau kita terima dari Allah, sedangkan yang tidak menyenangkan tidak mau kita terima?" Maka dalam keadaan sedemikian itu pun Ayub tidak berdosa melalui perkataannya. (FAYH)
He told her, "You're talking like an empty-headed fool. We take the good days from God--why not also the bad days?" Not once through all this did Job sin. He said nothing against God. (MSG)
2 Samuel 6:21-22 (TSI), "Jawab Daud kepada Mikal, 'Aku menari di hadapan TUHAN, yang sudah memilihku sebagai pemimpin atas umat-Nya untuk menggantikan ayahmu dan anggota keluarganya yang lain. Aku akan tetap menari untuk berterima kasih kepada-Nya! Bahkan, untuk TUHAN aku rela merendahkan diriku lebih lagi. Di matamu aku tampak memalukan, tetapi para budak perempuan yang kamu sebutkan tadi, mereka malah akan memandangku terhormat.'"
Daud menjawab Mikhal, "Aku menari di hadapan TUHAN yang memilih aku untuk menggantikan ayahmu serta keluarganya; TUHAN yang telah menetapkan aku sebagai pemimpin Israel, umat-Nya. Maka aku rela merendahkan diriku bahkan lebih daripada itu di hadapan TUHAN untuk menyatakan sukacitaku. Tetapi pastilah aku akan tetap dihormati oleh budak-budak perempuan yang kaucela itu!" (FAYH)
David replied to Michal, "In GOD's presence I'll dance all I want! He chose me over your father and the rest of our family and made me prince over GOD's people, over Israel. Oh yes, I'll dance to GOD's glory--more recklessly even than this. And as far as I'm concerned...I'll gladly look like a fool...but among these maids you're so worried about, I'll be honored no end." (MSG)
~ FG