Mazmur 37:7a, "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia."
Nantikanlah TUHAN dengan hati yang tenang, tunggulah dengan sabar sampai Ia bertindak. (BIS)
Percayalah kepada TUHAN dan nantikan pertolongan-Nya. (VMD)
Kadang kita sudah berdoa sungguh-sungguh, minta kesembuhan, pekerjaan, pasangan hidup, atau jalan keluar dari masalah. Namun, jawaban itu tidak selalu datang secepat yang kita harapkan.
Ada yang menunggu seminggu, sebulan, bahkan bisa bertahun-tahun.
Dalam penantian itu, hati bisa goyah, muncul rasa lelah, kecewa, hati bisa gelisah, bahkan mungkin iri melihat orang lain yang seolah-olah lebih cepat menerima berkat atau jawaban doa mereka.
Namun penantian bukan berarti Tuhan diam, justru di situlah Ia sedang membentuk kita, apakah kita tetap setia dengan Dia, atau kita mudah goyah? Serta Dia juga membentuk karakter kita, agar kita belajar bersabar, rendah hati, dan senantiasa memilih bersyukur saja.
Jadi, percayalah sepenuhnya kepada Tuhan, Ia pasti mempersiapkan jawaban, menyediakan jalan, karena Dia lebih tahu apa yang benar-benar kita butuhkan.
Seperti halnya kadang seorang anak yang meminta hadiah kepada orangtuanya, sang ayah tidak langsung memberikannya, bukan karena tidak sayang, tetapi karena tahu waktu yang tepat agar hadiah itu berguna dan tidak membahayakan.
Yesaya 40:31a, "Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru."
Tetapi orang yang mengandalkan TUHAN, akan mendapat kekuatan baru. (BIS)
Mereka yang percaya kepada TUHAN menjadi kuat lagi seperti rajawali yang baru tumbuh bulunya. (VMD)
Jadi, masa penantian dalam Tuhan justru menumbuhkan kekuatan rohani, bukan malah melemahkan kita sesungguhnya.
Mari belajar menanti jawaban doa maupun menghadapi pergumulan kita dengan hati yang sabar. Penantian serta jerih payah kita tidak akan sia-sia apabila kita tetap setia. Percayalah dengan sikap tetap berdoa, bersyukur, dan berharap pada waktu Tuhan yang selalu tepat, serta pasti indah pada waktunya.
~ Pdp. Benediktus Kurniadi