Yakobus 4:14, "Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap."
What do you know about tomorrow? How can you be so sure about your life? It is nothing more than mist that appears for only a little while before it disappears. (CEV)
Hidup adalah anugerah dari Tuhan. Namun, sebagai manusia kita sering kali menjalani kehidupan ini seolah-olah kita akan ada selamanya di dunia. Padahal, tidak demikian adanya. Kita sibuk mengejar segala sesuatu--kekayaan, kenyamanan, ataupun lainnya, tanpa menyadari bahwa hidup ini sesungguhnya singkat. Yakobus mengingatkan kita, hidup ini bagai kabut atau uap, muncul sebentar, dan kemudian lenyap. Tentu kita pernah melihat kabut, bahkan dari jarak yang sangat dekat, bukan?
Kesadaran akan kefanaan hidup seharusnya membuat kita mau lebih bijak menjalani setiap hari. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, tetapi kita dapat memastikan supaya hari-hari yang kita jalani memiliki makna. Sebab, hidup bukan hanya tentang mencapai kesuksesan secara duniawi semata-mata, melainkan juga lebih pada tentang bagaimana kita hidup bagi Tuhan serta sesama manusia.
Tuhan memanggil kita untuk hidup dengan tujuan yang kekal. Makna sejati dari hidup kita ditemukan dalam hubungan kita dengan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Ketika kita hidup dalam ketaatan kepada-Nya, hidup kita tidak akan sia-sia.
Nah, sudahkah kita menggunakan waktu kita dengan bijak? Apakah kita sudah hidup sesuai kehendak-Nya? Jangan sia-siakan waktu yang Ia berikan. Gunakan hidup kita untuk memuliakan Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama. Sebab hanya dalam Dialah, hidup kita menemukan arti yang sejati.
Kiranya, setiap langkah kita senantiasa dipimpin oleh kehendak-Nya, dan kita hidup dalam jalan-Nya.
Mazmur 90:12 (KSKK), "Buatlah kami mengetahui singkatnya kehidupan kami, agar kami memperoleh kebijaksanaan hati."
Teach us to use wisely all the time we have. (CEV)