Apa yang terjadi, apa yang kita rasakan apabila mendapati suatu produk barang yang nyatanya memiliki cacat produksi? Biasanya kita akan kesal, biasanya kita akan kecewa bukan? Bahkan mungkin akan mengembalikannya bila kita telah membelinya. Karena, kualitasnya yang buruk.
Jika terhadap sebuah materi saja kita seperti demikian, saya bertanya-tanya apakah masih ada "kualitas-kualitas buruk" yang seperti berikut ini dalam hidup kita:
Hanya mencintai dirinya sendiri atau egois. Hamba uang; dan bukannya uang yang menjadi hamba. Suka sombong ataupun membual (mengatakan hal yang bukan-bukan, tidak yang sebenarnya). Suka pemfitnah, ataupun menggosipkan, menjelek-jelekkan orang lain.
Memberontak terhadap orang tua. Tidak tahu berterima kasih. Tidak peduli agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai. Tidak dapat mengekang diri. Hanya selalu kasar, tidak suka yang baik, melainkan suka berkhianat. Tidak pikir panjang. Berlagak tahu. Lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah.
Secara lahiriah, mungkin menjalankan ibadah, tetapi pada hakikatnya tidak sungguh-sungguh percaya. Walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Akal menjadi bobrok, dan imannya tidak tahan uji.
Bukan saya yang mengatakannya, rasul Pauluslah yang menyatakannya (2 Timotius 3:1-9).
2 Timotius 3:2-5 (TSI), "Banyak orang akanmengasihi dirinya sendiri, cinta uang, sombong, suka memuji diri, suka menghina orang lain, durhaka kepada orangtua, tidak tahu berterima kasih, mengabaikan Allah, tidak mengasihi orang lain, tidak mau memaafkan, suka menjelek-jelekkan orang, tidak bisa menguasai diri, bersifat kasar dan kejam, serta membenci segala sesuatu yang baik. Orang-orang pada zaman terakhir ini suka berkhianat, tidak berpikir panjang, tinggi hati dan menganggap diri lebih penting daripada orang lain, juga lebih mencintai kesenangan duniawi daripada Allah. Memang, di depan orang mereka berlagak saleh, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh ingin mengenal Allah ataupun diubahkan oleh kuasa-Nya! Jauhkanlah dirimu dari orang-orang seperti itu."
Sebab orang hanya akan mencintai uang serta dirinya sendiri; mereka angkuh dan membanggakan diri, mengejek Allah, melawan orang tua dan tidak tahu berterima kasih kepada mereka, dan benar-benar jahat. Mereka akan keras hati dan tidak pernah mau mengalah kepada orang lain; mereka terus-menerus berdusta dan berbuat onar, dan kebejatan moral bagi mereka menjadi soal biasa. Mereka akan bersifat kasar dan kejam, dan mengejek orang-orang yang berusaha berbuat baik. Mereka akan mengkhianati teman-teman mereka; mereka pemarah, besar kepala, dan lebih suka berfoya-foya daripada berbakti kepada Allah. Memang, mereka akan pergi ke gereja, tetapi sebenarnya tidak mempercayai apa yang mereka dengar. Janganlah tertipu oleh orang-orang semacam itu. (FAYH)
Memasuki tahun 2025, yang mungkin masih penuh ketidakpastian dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi, maukah kita menghilangkan, mengurangi, bahkan mengganti "kualitas-kualitas buruk" tersebut dengan kualitas hidup yang lebih baik?
~ FG