
1 Petrus 3:10 (TSI), "Karena dalam Firman Allah tertulis, 'Kalau kamu ingin menikmati hidup inidan mengalami masa-masa penuh berkat, kamu harus menjaga lidahmu agar tidak mengucapkan tipudan tidak berbicara yang jahat tentang orang lain.'"
For let him who wants to enjoy life and see good days [good--whether apparent or not] keep his tongue free from evil and his lips from guile (treachery, deceit). (AMP)
Consider what the Psalmist wrote about the proper way of conducting our lives: As for those who want …to enjoy life/to live happily and experience good things happening to them every day, they must not speak what is evil or speak words that deceive others. (DEIBLER)
Apakah sesuai peribahasa, bahwa "mulutmu adalah harimaumu," itu sangat tergantung seberapa kita bisa mengendalikannya.
Saat tidak dikendalikan, maka perkataan kita akan "memangsa" kita. Tetapi, saat kita mau mengendalikannya, maka mulut dan perkataan akan menjadi "sumur berkat" kita.
Tidak kebetulan kita juga mengetahui, akhir-akhir ini Pdt. Niko Njotorahardjo berpesan, memasuki masa kalender Ibrani yakni tahun 5786 (Pey Vav), yaitu mulai 23 September 2025 sampai 12 September 2026, Tuhan mengingatkan kita untuk menjaga mulut atau perkataan kita. Mulut harus dipakai untuk lebih banyak memperkatakan hal-hal surgawi ketimbang duniawi, untuk memuliakan Tuhan, menjauh dari segala kejahatan, dan saling membangun. Perhatikan juga apa yang kita ketik dan tulis di media sosial.
Beliau juga melanjutkan, ada kalanya Tuhan menghendaki agar kita berdiam diri, berpuasa berbicara, sebagai tindakan penguasaan diri. Ini juga adalah bagian dari strategi peperangan rohani. Ingat, waktu bangsa Israel menghancurkan tembok Yerikho. Berjanjilah untuk memakai mulut kita untuk kemuliaan nama-Nya.
Efesus 4:29, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."
Ketika kamu berbicara, jangan sampai kata-kata kotor keluar dari mulutmu, atau kata-kata yang menyakiti hati orang lain. Tetapi bicaralah seperlunya, supaya perkataanmu menolong, mendatangkan kebaikan, dan menguatkan orang-orang yang mendengarnya. (TSI)
Let no foul or polluting language, nor evil word nor unwholesome or worthless talk [ever] come out of your mouth, but only such [speech] as is good and beneficial to the spiritual progress of others, as is fitting to the need and the occasion, that it may be a blessing and give grace (God's favor) to those who hear it. (AMP)
Matius 12:36-37, "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Mazmur 34:13-14, "Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu."
Who out there has a lust for life? Can't wait each day to come upon beauty? Guard your tongue from profanity, and no more lying through your teeth. (MSG)
Which of you wants a full life? Who would like to live long enough to enjoy good things? Keep your tongue from saying evil things and your lips from speaking deceitful things. (GWV)
~ Yuliana Sondakh