
Siapakah di antara kita yang tidak pernah berdusta? Sudah kebiasaan sebagian besar orang mungkin, saat percakapan santai bahkan dalam perdebatan pun, kata-kata yang berisi kesombongan, iri hati dan dusta pasti muncul.
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa Iblislah bapak dari orang berdusta, ia pendusta dan asal segala dusta.
Yohanes 8:43-45 (BIMK), "Apa sebabnya kalian tidak mengerti apa yang Kukatakan? Sebab kalian tidak tahan mendengar ajaran-Ku. Iblislah bapakmu, dan kalian mau menuruti kemauan bapakmu. Sedari permulaan Iblis itu pembunuh. Ia tidak pernah memihak kebenaran, sebab tidak ada kebenaran padanya. Kalau ia berdusta, itu wajar, karena sudah begitu sifatnya. Ia pendusta dan asal segala dusta. Tetapi Aku mengatakan kebenaran, dan karena itulah kalian tidak percaya kepada-Ku."
Percakapan Yesus dan orang Yahudi, sepertinya tegang. Kalau zaman sekarang, mungkin kita akan katakan adu debat. Ini terjadi karena orang-orang Yahudi sangat tidak terima ketika Yesus mengatakan diri-Nya sebagai utusan Allah.
Kalau adu debat zaman sekarang, sering biasanya membuka aib lawan, dan ujung-ujungnya malah mungkin berkata dusta. Kalau sudah begini, jadinya fitnah. Mengapa bisa berdusta? Alkitab mengatakan, karena kita tidak mengerti apa yang Yesus katakan, bahkan kita tak tahan mendengar ajaran-Nya.
Pertanyaannya, apakah kita masih sering kali mengikuti jalan dusta, berkata apa yang tidak jujur demi pembenaran dan penyelamatan diri sendiri? Biasanya, orang-orang yang demikian pun pasti menjadi marah-marah. Hari ini, pesan firman Tuhan menantang kita, maukah kita ikut jalan Tuhan saja, dan bukan jalan dusta?
Kolose 3:9 (TSI), "Sebagai saudara-saudari seiman, kita juga tidak boleh saling menipu. Karena kita sudah membuang sifat hidup lama itu seperti membuang pakaian rusak."
Janganlah saling mendustai. Hidup Saudara yang lama dengan segala kejahatannya melakukan hal-hal semacam itu, tetapi sekarang hidup yang lama itu sudah mati dan lenyap. (FAYH)
Do not lie to one another, for you have stripped off the old (unregenerate) self with its evil practices. (AMP)
~ Deliana Marpaung, M.Th