Bersyukur rasanya bagi saya merupakan suatu hal yang harus terus-menerus dilakukan. Tidak mudah memang, namun bukan berarti mustahil.
Saat memperoleh ataupun mengalami sesuatu yang malah bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan, saat keadaan tidak berjalan sesuai harapan, masihkah kita mau belajar menaikkan syukur? Kita mungkin belum benar-benar menjalani hari tanpa ucapan syukur, setidaknya untuk satu hal yang sederhana sekalipun.
Filipi 4:6 (KSKK), "Janganlah cemas akan sesuatu pun. Tetapi dalam segala-galanya nyatakanlah kehendak hatimu kepada Allah dalam doa dan permohonan disertai ucapan syukur."
Don't fret or worry. Instead of worrying, pray. Let petitions and praises shape your worries into prayers, letting God know your concerns. (MSG)
Do not fret or have any anxiety about anything, but in every circumstance and in everything, by prayer and petition (definite requests), with thanksgiving, continue to make your wants known to God. (AMP)
Ketika Corrie ten Boom, wanita Belanda yang ditawan Nazi karena turut menolong serta menyembunyikan beberapa orang Yahudi, bersama ratusan perempuan lainnya dimasukkan ke dalam sebuah barak, mereka hampir-hampir saja berputus asa. Namun, mereka belajar bersyukur.
Di tempat yang sempit itu, mereka berjejalan. Ditambah aroma tidak sedap, serta sangat-sangat kotor. Dan yang paling menyebalkan ialah serangan kutu setiap jam! Pagi, siang, sore, sampai malam. Sambil mengutip firman Tuhan di atas, mereka tetap mengucap syukur, meski mungkin sedang digigiti kutu.
Awalnya, perempuan lain menganggap apalah yang patut disyukuri atas kutu-kutu, bau menyengat, serta ruang sesak. Hingga kemudian mereka mendengar kabar, bahwa para petugas laki-laki Nazi memperlakukan tahanan wanita di barak-barak lainnya dengan sangat buruk, namun tidak terhadap para tawanan perempuan di barak tempat Corrie ten Boom berada, hanya karena tidak mau tertular atau tergigit kutu-kutu tersebut!
Belajar bersyukur dalam segala hal bukan hanya sebuah ungkapan bibir, hati, maupun pikiran, melainkan juga lebih pada ekspresi penundukan diri kita pada-Nya. Dengan kata lain, apa pun yang terjadi, kita mencoba menyadari serta mengharapkan campur tangan Allah, serta mau memuji Dia.
Roma 8:35 (BSD), "Karena itu, tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi Kristus mengasihi kita! Bahkan meskipun kita susah, atau mengalami kesukaran, atau dianiaya orang, atau kelaparan, atau menjadi miskin, atau dalam bahaya, atau dibunuh orang, tidak satu pun dari semua itu dapat menyebabkan kita tidak merasakan Kristus mengasihi kita."
Siapakah yang akan dapat memisahkan kasih Kristus dari kita? Bila kita mendapat kesukaran atau bencana, bila kita dikejar-kejar atau dibinasakan, apakah itu terjadi karena Ia tidak lagi mengasihi kita? Dan bila kita lapar, tidak berduit atau dalam bahaya, atau diancam kematian, apakah Allah telah meninggalkan kita? (FAYH)
Do you think anyone is going to be able to drive a wedge between us and Christ's love for us? There is no way! Not trouble, not hard times, not hatred, not hunger, not homelessness, not bullying threats, not backstabbing, not even the worst sins listed in Scripture. (MSG)
~ FG