Bagaimana kalau hal ini terjadi pada Saudara?
Tenang, tenang, bukan hal buruk.
Melainkan, menemukan sejumlah uang, taruhlah sebesar 20 juta rupiah.
Apakah kita bersedia melaporkan dan mengembalikannya, karena ada identitas pribadi pemiliknya yang sah di bungkusan yang berisi uang tersebut, ataukah justru "mengamankannya" sendiri?
Saya juga pernah menemukan sebuah perangkat tablet yang tertiggal di salah satu wahana permainan di suatu pusat perbelanjaan, lalu segera melapor dan menyerahkannya ke pihak keamanan yang ada. Godaan untuk memilih hal yang salah pun ada. Nah, namun entah bagaimana kelanjutannya, entah adakah pihak yang mencari, ataukah akan diserahkan oleh petugas di sana apabila ada yang mengaku kehilangan?
Beda halnya dengan seorang pemuda bernama Connor Halsa, yang tanpa perlu pikir panjang lagi untuk mengembalikan uang yang ditemukannya kepada pemiliknya. Bahkan, ia "menemukan" sejumlah uang tersebut ketika sedang memancing!
Pemilik uang itu, Jim Denney, ketika menerima kembali dari anak muda tersebut, bersyukur karena uangnya ditemukan—apalagi dari dalam danau, yang notabene sebelumnya tidak diketahui di mana hilangnya!—dan dikembalikan kepadanya. Dan meski hendak memberi sejumlah uang untuk apresiasi kejujurannya, namun Connor Halsa menolak secara sopan.
"We didn't work hard for the money, he did, so it was his money," (Bukan kami yang bekerja demi uang-uang itu), katanya, melainkan adalah milik Pak Jim Denney.
Hari-hari di mana banyak orang mungkin mudah untuk berbuat tidak jujur saat ini, masihkah kita mau menjadi pribadi-pribadi yang jujur serta berintegritas—menghidupi apa yang kita yakini sesuai firman Tuhan?
Amsal 11:1 (FAYH), "TUHAN membenci penipuan dan senang akan kejujuran."
TUHAN membenci segala perbuatan curang dalam berdagang. Pedagang yang menggunakan timbangan dengan jujur menyenangkan hati-Nya. (TSI)
GOD hates cheating in the marketplace; he loves it when business is aboveboard [apa adanya, tanpa kecurangan]. (MSG)
~ FG